Chairman PT Ortus Ltd Edward Soeryadjaya (kanan) bersama Direktur PT Jakarta Monorail, R. Bovanantoo meninjau lokasi pembangunan kembali proyek Jakarta Monorail di Kuningan, Jakarta, (15/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jakarta Monorail John Aryananda belum juga memastikan kapan tenggat waktu tuntasnya pembangunan proyek monorel. "Selama Perjanjian Kerja Sama belum ditandatangani, tidak ada tenggat waktu agar selesai pada 2018. Bisa dibilang 'argo belum jalan'," katanya, Rabu, 25 Juni 2014. "Kita cari win-win solution yang pragmatis, tetapi belum ketemu."
John mengatakan pihaknya telah dimintai sejumlah persyaratan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai penyelesaian perjanjian kerja sama. "Kita diberikan 15 syarat yang menurut Pemprov telah kita penuhi sesuai PKS (Perjanjian Kerja Sama) pada 2004. Persyaratan itu mencakup bagian teknis, finance, hukum dan lain-lain. Semuanya sudah kita penuhi," ujarnya.
Namun, John mengeluhkan setiap kali pihaknya menyelesaikan satu pasal, maka muncul berbagai opini. "Seolah yang kita harus penuhi terus ada saja bergulir, seperti ada kesengajaan. Seolah tidak bisa menemui titik terang masalah keberlanjutan pembangunan proyek ini. Memang rasanya banyak sekali masalah birokrasi di Pemprov. Seperti undang-undang, perda, pergub yang ada konflik dan sepertinya memang butuh penyesuaian," kata John.
Ihwal dirinya yang dinilai kurang harmonis dengan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, John menjelaskan ketidakharmonisan itu berawal dari komentar Ahok, panggilan Basuki Tjahaja Purnama, pada Januari lalu. Saat itu Ahok, yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan John tidak sanggup melanjutkan proyek ini karena tidak memiliki uang. "Kami bingung menjawabnya karena kami hanya diperbolehkan menjawab sesuatu secara resmi dalam bentuk surat dengan Pemprov. Kita juga tidak diperkenankan merespons di media," ujarnya
John mengaku sebenarnya ia mau saja menarik diri dari proyek pembangunan monorel. Namun, ia tidak dapat melakukannya karena mengancam reputasi perusahaannya. "Kalau sudah begini kita enggak bisa mundur."
Sejak diresmikan oleh Gubenur Sutiyoso pada 2004, pembangunan monorel awalnya diperkirakan rampung dalam dua tahun. Akan tetapi, sampai sekarang proyek itu belum berjalan.