Kasus JIS sampai ke Pengadilan Singapura  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 2 September 2014 07:30 WIB

Sejumlah kuasa hukum AK ikuti Sidang perdata gugatan keluarga korban pelecehan seksual, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan (28/5). Sidang tersebut melibatkan pihak AK (korban), Kementerian Pendidikan & Kebudayaan serta Pihak Jakarta International School (JIS). TEMPO/Dian TRiyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang tua korban kasus kekerasan seksual di Jakarta International School kini menghadapi gugatan penyebaran fitnah dan pencemaran nama baik. Mereka juga dianggap materialistis karena menggugat ganti rugi ke sekolah itu. "Gara-gara kasus ini, saya digugat Rp 1,4 miliar karena dianggap menyebarkan fitnah," kata TH, orang tua korban pertama kasus kekerasan seksual di JIS, Senin, 1 September 2014. (Baca: Sekolah Ditutup, Orang Tua Murid JIS ke Komnas HAM)

Tidak hanya dituntut, kini TH juga menghadapi sejumlah kabar miring terkait dengan dirinya. "Ada yang bilang saya mengeksploitasi anak saya supaya dapat keuntungan," katanya. Selain itu, dia juga dianggap materialistis karena meminta uang ganti rugi kepada pihak JIS. "Orang tua mana yang mau anaknya diperkosa? Saya meminta ganti rugi karena marah. Saya sudah percayakan anak saya kepada sekolah tapi malah mendapat perlakuan begini."

Bukan hanya TH yang menghadapi gugatan, DR, orang tua korban kedua JIS, juga menghadapi gugatan. DR digugat melalui pengadilan Singapura karena dianggap menyebarkan fitnah terkait dengan JIS melalui pemberitaan media massa di negara itu. (Baca: JIS Minta Polisi Tunjukkan Bukti Keterlibatan Guru)

Dia juga dituduh telah menyebarkan fitnah melalui pesan pendek dan surat elektronik. "Padahal pesan singkat yang saya kirimkan ke salah satu orang tua siswa itu hanya berisi imbauan agar mereka memeriksakan anak-anak mereka supaya jika ada korban lain bisa terungkap," dia menjelaskan.

Dia khawatir, jika gugatan ini dilanjutkan, paspornya di Singapura akan ditahan. Dengan begitu, proses pemeriksaan terhadap kasus yang menimpa anaknya dapat terhambat. "Bisa-bisa kasus anak saya dibatalkan," ujarnya. (Baca: JIS Dilaporkan Menipu)

Dia juga menduga segala macam gugatan yang dia terima adalah bentuk ancaman, sehingga orang tua lain di sekolah itu tidak berani melapor kepada polisi. "Padahal saya tahu ada anak lain yang juga diduga pernah diperkosa dan mendapat kekerasan fisik di sekolah," tuturnya.

Saat ini kasus kekerasan di JIS sudah memasuki persidangan dengan lima terdakwa, yakni para petugas kebersihan di sekolah itu. Adapun dua guru JIS, yakni Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong, juga telah ditahan di Polda Metro Jaya dalam dugaan kasus kekerasan seksual terhadap tiga siswa TK. (Baca: Petugas Kebersihan JIS Didakwa 15 Tahun Penjara)

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Curhat Jokowi: Dari Sinting, Ihram dan Prabowo
Manfaat Caci Maki Florence 'Ratu SPBU'
3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin Heboh
Ini AKBP Idha, Perwira yang Ditangkap di Malaysia

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

34 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

37 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

38 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

40 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

42 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

53 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

59 hari lalu

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

59 hari lalu

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya