Bupati Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok, berpose pada sesi pemotretan untuk Tokoh yang Mengubah Indonesia 2006 Majalah Tempo di Jakarta, 19 Desember 2006. dok. TEMPO/ Hendra Suhara
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1988, Edi Marzuki Nalapraya, mengatakan calon Wakil Gubernur DKI harus dapat mengimbangi kegesitan Basuki Tjahaja Purnama. Ia tak mensyaratkan kriteria etnis calon pendamping Ahok.
"Asalkan dia Lebaran enggak mudik dari Jakarta. Dia orang Betawi," kata Edi di Balai Kota Jakarta, Kamis, 11 September 2014. Edi menilai calon Wakil Gubernur DKI bisa datang dari kalangan mana pun, baik dari partai maupun nonpartai. (Baca: Ahok Juga Diminta Mundur dari Wagub)
Sesepuh warga Betawi ini menyambut baik nama pegawai negeri sipil yang masuk bursa calon Wakil Gubernur DKI. "Yang memutuskan Wakil Gubernur adalah DPRD. Tinggal Pak Ahok ngomong baik-baik mau milih siapa," ujarnya. Ahok akan menggantikan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI setelah Jokowi terpilih sebagai presiden. (Baca: Gerakan Save Ahok Ramai di Twitter)
Menurut Edi, siapa pun dapat mengurus Jakarta, dengan syarat tipe orang pekerja dan cekatan. "Dia harus lebih gesit dari Ahok. Ahok itu suka bekerja, wakilnya harus lebih dari itu. Yang penting, suka bekerja," kata Edi. (Baca juga: Alasan Ahok Jatuh Cinta dan Putus dari Gerindra)