Tak Terima Anak di-DO, Orang Tua Siswa SMAN 70 Protes

Reporter

Editor

Suseno TNR

Rabu, 17 September 2014 15:14 WIB

Sejumlah pelajar SMAN 70 menancapkan bunga ke karangan bunga di Bunderan Bulungan, Jakarta, Senin (1/10) untuk memperingati tujuh hari meninggalnya Alawi Yustianto Putra. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang tua siswa kelas XII SMA Negeri 70 menggelar unjuk rasa untuk memprotes pemecatan 13 siswa yang dilakukan pihak sekolah. Mereka menilai pemecatan itu tidak berdasarkan aturan yang jelas dan semena-mena.

"Pengeluaran anak-anak ini bersifat sepihak. Sama sekali tak ada surat peringatan sebelumnya," kata Ida, orang tua siswa, di depan SMA Negeri 70, Jalan Bulungan 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 17 September 2014.

Sebagian besar pengunjuk rasa adalah ibu-ibu. Mereka berjalan kaki dari arah Blok M menuju gerbang depan sekolah. Satpam yang menjaga gerbang mengatakan kepala sekolah dan guru-guru sedang mendiskusikan sikap untuk menyambut pengunjuk rasa. "Sebentar. Ibu tunggu dulu. Pihak sekolah sedang rapat," kata seorang satpam.

Ida mengatakan mereka maklum jika pihak sekolah belum siap menerima mereka. "Katanya kepala sekolah sedang dipanggil ke Dinas Pendidikan (DKI Jakarta) untuk membicarakan masalah ini," kata Ida.

Menurut Ida, orang tua siswa lainnya juga sedang memperjuangkan hak anak-anak mereka. "Orang tua lain ada yang sedang ke KPAI, dan ke Komnas HAM. Nanti kami akan menjumpai Ahok juga," katanya. Siswa-siswa kelas XII lain, kata Ida, juga ikut melakukan aksi mogok sekolah karena pengeluaran sepihak ini.

Seorang siswi kelas XI mengatakan memang tak terlihat kegiatan anak kelas XII di sekolahnya. "Iya, dari tadi sepi sih sekolah. Senior belum kelihatan," katanya.

Masalahnya, satpam sekolah ini menjaga ketat pintu gerbang. Bahkan wartawan tidak diperbolehkan masuk untuk memantau langsung keadaan sekolah dan menemui guru untuk meminta konfirmasi tentang hal ini.

Sebelumnya, 13 siswa kelas XII SMAN 70 dikeluarkan dari sekolah karena dinilai telah melanggar peraturan dan tata tertib. Mereka dianggap merisak (bully) siswa yang duduk di kelas X dan XI. Kasus perisakan ini dilaporkan satu orang tua siswa kelas X. (lihat: Kasus SMAN 3, Ortu Khawatir Anaknya Di-bully )

"Tak ada bukti mereka menggencet junior dan bagaimana. Siapa yang di-bully juga tidak ditunjukkan," kata Ida.


INDRI MAULIDAR

Berita Terpopuler:
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah
Jadi Presiden, Harga Sepatu Jokowi Rp 400 Ribu
Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP
Ini Daftar Kandidat Kuat Pengisi Kabinet Jokowi

Berita terkait

Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

23 hari lalu

Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

Psikolog menyebut para pelaku kekerasan anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dan biasanya orang terdekat.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

26 hari lalu

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

Kepala Kejati Sumbar Asnawi bepergian dengan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi ke Arab Saudi mendapat sorotan. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

40 hari lalu

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

Disdik DKI jakarta telah menyiapkan posko pelayanan untuk program KJMU. Tujuannya, untuk memastikan bantuan pendidikan lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

50 hari lalu

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

DPRD DKI akan memanggil Dinas Pendidikan terkait polemik KJMU.

Baca Selengkapnya

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

51 hari lalu

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

Pencabutan KJMU oleh Pemerintah DKI Jakarta menjadi sorotan perbincangan publik di media sosial

Baca Selengkapnya

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

18 Januari 2024

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

JPPI meminta agar mereka yang terlibat dalam kampanye mendapat sanksi.

Baca Selengkapnya

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

17 Januari 2024

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

Angka buta aksara secara nasional itu mencapai 1,8 persen.

Baca Selengkapnya

Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

29 Desember 2023

Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

Kasus kekerasan terhadap anak terbanyak tahun ini adalah kekerasan seksual

Baca Selengkapnya

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

3 Desember 2023

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

Seorang warga penerima KJP Plus mengaku anaknya telah mendapat KJP Plus sejak 2017, tapi tiba-tiba dicabut usai Dinas Pendidikan bersih-bersih data.

Baca Selengkapnya

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

29 November 2023

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

Penyisiran ulang data penerima bantuan sosial oleh Pemprov DKI berdampak antara lain dicoretnya sebanyak 75.497 siswa pemegang KJP Plus.

Baca Selengkapnya