Orang Tua Korban JIS Kerap Terima Ancaman  

Reporter

Editor

Febriyan

Kamis, 6 November 2014 19:46 WIB

Agun Iskandar alias Agun, tersangka kasus kekerasan seksual murid TK Jakarta International School (JIS) saat sidang perdanan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (26/08). sidang perdana beragendakan pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - DW dan TH, ibu dua korban pelecehan seksual di Jakarta International School, mengaku terus menerima ancaman sejak beberapa bulan lalu, ketika kasus kejahatan ini menjadi sorotan publik.

DW, ibunda AL, 6 tahun, siswa Taman Kanak-kanak JIS, sering mendapat telepon gelap dan berisi ancaman pembunuhan. Setelah DW menanyakan kasus ini langsung ke pengurus sekolah dan mengajak beberapa orang tua murid korban pelecehan melapor ke polisi, ia dituntut oleh pihak JIS. Keluarga DW dituntut dengan tuduhan pencemaran nama baik karena mengungkapkan ada dua guru JIS yang terlibat pelecehan. "Saya awalnya takut, keluarga kami diancam dan dituntut ganti rugi ratusan ribu dolar," ujar DW kepada wartawan, Kamis, 6 November 2014.(Baca:Korban Pelecehan JIS Ditolak Dua Sekolah)

DW mengaku tak bisa mengakses e-mail lagi karena akunnya dibajak oleh orang lain. Selain itu, percakapan lewat telepon selulernya sempat disadap. "Saya tak tahu siapa yang melakukan itu. Setelah saya ganti nomor, masih ada yang menelepon dan mengancam saya," katanya. Di JIS, DW memang cukup dekat dengan guru karena dia termasuk pengurus dan sering mengikuti berbagai kegiatan di sekolah.

Selain DW, keluarga TH juga sering dibuntuti orang tak dikenal. Terakhir, TH mengaku sempat diikuti oleh dua orang berbaju serba hitam dengan mobil saat mengajak AK jalan-jalan ke pantai. Orang itu mengikuti AK hingga ke kompleks perumahan keluarga AK. "Mau tak mau, sekarang saya larang anak saya keluar rumah," ujar TH. (Baca:Datangi Polda, JIS Minta Dua Gurunya Dibebaskan)

Demi keamanan keluarganya, DW akhirnya pindah ke Singapura. Sedangkan TH juga berencana pindah pada akhir tahun ini karena anaknya ditolak di dua sekolah umum di Jakarta. Meski begitu, keduanya masih dalam pengawasan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.

Sidang kasus ini terus berjalan. Polisi telah menetapkan enam tersangka, yaitu dua guru Sekolah Dasar JIS dan empat tenaga kebersihan di sekolah tersebut. Meski pindah ke luar negeri, keluarga korban berkeras akan memantau kasus ini dan siap kembali ke Indonesia saat kesaksian mereka dibutuhkan. "Saya perjuangkan ini sampai semua fakta terbuka," kata TH.(Baca:Keluarga Terdakwa Kasus JIS Datangi Komnas HAM )

Johan Lee Chandra, kuasa hukum keluarga korban, awalnya enggan membuka kesaksian keluarga korban ke media. "Saya yang meminta agar mereka tidak bicara ke media, karena kita perlu memikirkan masa depan anak-anak korban," katanya. Ia meminta pemerintah lebih memperhatikan kondisi keluarga korban, termasuk perihal kelanjutan studi. "Kami meminta perlindungan hukum dan pengawasan terhadap sekolah diperketat supaya tidak ada kejadian terulang," katanya.


PUTRI ADITYOWATI




Berita Terpopuler :
Gaya Ayang Jokowi Saat Belanja di Makassar
Ayang Jokowi Kaget Kepergok Belanja di Makassar
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita
DPR Dituding Tak Bersih, Fadli Zon: Audit LSM-nya!
Pidato Kocak Bupati Tegal

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

34 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

36 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

38 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

39 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

41 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

52 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

57 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

58 hari lalu

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

58 hari lalu

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya