Kecelakaan Maut Puncak, Atlet Karate Tewas

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 15 November 2014 09:25 WIB

Guntur Siregar (kiri). twittwer.com

TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari lima korban yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Raya Puncak, Bogor, adalah Guntur Siregar. Guntur merupakan atlet karate nasional yang ikut dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. (Baca: Kecelakaan di Puncak, Bogor, Lima Orang Tewas)

Bahkan, menurut Hendrik Sirait, Sekretaris Majelis PBHI Jakarta, Guntur, atlet asal Riau, merupakan peraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2012 di Riau. "Korban peraih medali emas di PON Riau kemarin," kata Hendrik saat dihubungi, Sabtu, 15 November 2014.

Selain berprofesi sebagai atlet, ujar Hendrik, korban juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. Selain Guntur, korban tewas lainnya, yakni Robi Sirait dan Riki Paskalis, juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana hukum UKI. (Baca: Kecelakaan, Wartawan Tempo Wafat)

Ketiga korban tersebut, Hendrik mengimbuhkan, tengah mengikuti perekrutan calon keanggotaan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) cabang Jakarta. Sesuai tradisi, sebelum resmi menjadi anggota, semua calon mengikuti pelatihan hak asasi manusia di kawasan Mega Mendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Tengah malam, tutur Hendrik, ketiga korban berangkat menggunakan mobil Honda Jazz menuju Puncak. Selain ketiga calon anggota PBHI, di mobil tersebut juga ada Ketua PBHI Jakarta Poltak Sinaga dan Kepala Divisi Advokasi Simon Tambunan. Guntur mengemudi mobil, Poltak duduk di depan, di samping Guntur; sedangkan Simon duduk persis di belakang kursi Guntur. Kedua korban lain duduk di sebelah Simon. (Baca: Mobil Terjun ke Jurang, Dua Petugas Pemadam Tewas)

Hendrik mengatakan Guntur mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sekitar pukul 01.00, Sabtu dinihari, 15 November 2014, tepat di Jembatan Jonggol, Ciawi, dari arah berlawanan melintas truk dengan kecepatan tinggi juga. Kecelakaan pun tidak dapat dihindari. "Sudah kayak adu banteng," ujar Hendrik.

Mobil Honda Jazz yang dikendarai Guntur ringsek. Guntur sendiri tewas seketika di tempat kejadian. Menurut Hendrik, petugas kepolisian cukup kesulitan mengevakuasi Guntur. "Posisinya terjepit pintu, jadi sulit," ucapnya.

Selain Guntur, Robi dan Riki juga tewas seketika. Sopir truk dan seorang pengendara sepeda motor juga meninggal di tempat kejadian. Sedangkan Poltak dan Simon selamat dari kecelakaan itu. Keduanya kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Ciawi, Bogor.

ERWAN HERMAWAN

Berita lainnya:
Di Mimbar Masjid, Pria Ini Pimpin Doa Tolak Ahok
Ahok Akan Dilantik, FPI: Itu di Tangan Tuhan
Unhas Geger, Guru Besar dan Mahasiswi Nyabu
Ruhut: Bubarkan Saja FPI
Asus Zenfone 4S, Tangguh Berkat Chipset Intel




Berita terkait

Dugaan Intimidasi, Dua Pria Berbadan Tegap Datangi Kantor PBHI Malam-Malam

18 Januari 2023

Dugaan Intimidasi, Dua Pria Berbadan Tegap Datangi Kantor PBHI Malam-Malam

Dua orang berbadan tegap mendatangi kantor PBHI mengaku hendak ke salon dan ogah memberikan identitasnya

Baca Selengkapnya

Ketua PBHI Curigai 2 Pria Anggota Polri Susupi Kantornya

18 Januari 2023

Ketua PBHI Curigai 2 Pria Anggota Polri Susupi Kantornya

Ketua PBHI Julius Ibrani, mengatakan dua pria dicurigai anggota polisi mengintai dan masuk ke kantor PBHI pada Senin malam, 16 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Lapas Tangerang, PBHI: Pemerintah Abai Hak Asasi Manusia

10 September 2021

Kebakaran Lapas Tangerang, PBHI: Pemerintah Abai Hak Asasi Manusia

Lebih lanjut PBHI juga menyoroti kondisi ketidaklayakan huni yang terjadi pada luas ruang sel dan prasarana di dalam Lapas Tangerang yang terbakar itu

Baca Selengkapnya

PBHI Kecam Penangkapan 3 Paralegal saat Demo Pimpinan Militer Myanmar

26 April 2021

PBHI Kecam Penangkapan 3 Paralegal saat Demo Pimpinan Militer Myanmar

PBHI meminta Jokowi bekerja sama dengan negara-negara ASEAN memastikan investigasi pimpinan Junta Militer Myanmar yang terlibat dalam aksi kekerasan.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Transparansi Voting Hakim MK

7 Februari 2019

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Transparansi Voting Hakim MK

Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Mahkamah Konstitusi (MK), mendesak transparansi dalam pemilihan atau voting hakim MK.

Baca Selengkapnya

Diadukan PBHI, Ketua MK Arief Hidayat Siap Jelaskan ke Dewan Etik

1 Maret 2018

Diadukan PBHI, Ketua MK Arief Hidayat Siap Jelaskan ke Dewan Etik

Arief Hidayat mengaku siap hadir jika dipanggil Dewan Etik MK berhubungan dengan pengaduan PBHI.

Baca Selengkapnya

Advokat Fredrich Yunadi Jadi Tersangka, PBHI: Harus Jadi Pelajaran

19 Januari 2018

Advokat Fredrich Yunadi Jadi Tersangka, PBHI: Harus Jadi Pelajaran

Publik, kata Koordinator PBHI Totok, dapat menilai bahwa cara yang digunakan Fredrich saat mendampingi Setya Novanto dilakukan dengan niat tidak baik.

Baca Selengkapnya

Pansel Hakim Konstitusi Harus Waspadai Mafia Sengketa Pilkada

22 Februari 2017

Pansel Hakim Konstitusi Harus Waspadai Mafia Sengketa Pilkada

Tahun ini adalah tahun pesta politik dengan 101 pilkada serentak. Terdapat potensi besar sengketa pilkada yang akan diajukan ke MK.

Baca Selengkapnya

4 Korban Selamat dari Perdagangan Manusia, Ini Kronologinya

6 September 2016

4 Korban Selamat dari Perdagangan Manusia, Ini Kronologinya

Berawal dari laporan salah satu orang tua korban ke Polsek Pancoran, terungkap praktek perdagangan manusia di Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Usut Majalah Lentera, Kejaksaan Dikecam  

21 Desember 2015

Usut Majalah Lentera, Kejaksaan Dikecam  

Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jawa Tengah mengecam tindakan Kejaksaan Negeri Salatiga yang akan mengusut majalah

Lentera.

Baca Selengkapnya