TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Anang Iskandar mengatakan wilayah perairan Indonesia wajib mendapatkan perhatian dan pengawasan serius dari pemerintah. Sebab, pelbagai modus kejahatan, seperti pencurian ikan dan peredaran narkotik, marak terjadi di laut Tanah Air.
Menurut Anang, sindikat narkoba mulai memilih laut sebagai jalur baru distribusi barang haram tersebut. "Kami menengarai pola baru distribusi narkoba lewat jalur laut setelah menangkap tiga warga negara Cina di Jakarta Utara," kata Anang di gedung Smesco, Ahad, 23 November 2014. (Baca: Bawa 157 Kilo Sabu, Tiga Warga Cina Dicokok)
Anang mengatakan jalur laut dipilih oleh sindikat narkoba karena wilayah ini sangat luas. Apalagi, kata dia, pengawasan distribusi barang melalui jalur laut tidak seketat di bandara. Sebelum kasus Pluit, BNN pernah menangkap sindikat narkoba yang menggunakan kapal laut sebagai alat distribusi di Sumatera Utara.
Karena itu, BNN akan mengantisipasi pola baru ini dengan menggandeng Kementerian Perhubungan, khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. "Kami juga akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk memperketat pengamanan di perairan Indonesia," ujar Anang.
Pada Sabtu, 22 November 2014, BNN menangkap tiga warga negara Cina di perumahan Pluit Karang Elok, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka kedapatan membawa 150 kilogram sabu. Menurut Anang, sabu itu dikirim sendiri oleh mereka dari Cina lewat jasa ekspedisi kapal laut dan hendak diedarkan di Indonesia. (Baca juga: Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu Lintas Negara)
KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan
35 hari lalu
KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) terus memperkuat langkah pencegahan peredaran narkoba melalui pulau kecil perbatasan.