Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa wartawan sebelum pelantiakan sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, 19 November 2014. Dalam pelatikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, perwakilan dari Koalisi Merah Putih sama sekali tidak hadir. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan dirinya tak mau ambil pusing soal adanya gubernur tandingan yang ditunjuk oleh Front Pembela Islam. "Enggak apa-apa, tidak fair bila dibandingkan," kata Ahok di gedung Balai Kota Jakarta, Senin, 1 Desember 2014.
Meski diancam dilengserkan, Ahok mengaku tak mengkhawatirkan ancaman tersebut. Alasannya, jabatan gubernur yang diembannya saat ini sudah berkekuatan hukum. Sebaliknya, aksi FPI untuk menyingkirkan Ahok dari Jakarta tergolong melawan konstitusi. (Baca: Tolak Ahok, FPI Dirikan Pemerintahan Tandingan)
Sekitar dua ratus anggota Front Pembela Islam berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia dan long march menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Mereka menyampaikan orasi yang menolak Ahok menjadi gubernur. Dalam orasinya, mereka menolak Ahok lantaran menganggap Ahok arogan dan berasal dari etnis Tionghoa.
Di saat yang bersamaan, Ketua Forum Betawi Rempug Luthfi Hakim mengatakan massa yang terdiri dari beberapa organisasi yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta menunjuk Fahrurozi Ishak sebagai Gubernur Rakyat Jakarta. Ia berujar warga harus menolak jika Ahok mendatangi permukiman warga saat blusukan.