TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan kerang hijau yang dibudidayakan di perairan Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, tak layak dikonsumsi. Alasannya, komoditas itu terpapar limbah berbahaya dan mengandung racun (B3 ) jenis merkuri dan timbal.
"Bisa menyebabkan kanker," kata Kepala Oseanografi LIPI Zainal Arifin di kantornya di kawasan Ancol, Selasa, 9 Desember 2014. Menurut Zainal, perairan Dadap termasuk dalam wilayah yang tercemar merkuri menurut penelitian LIPI pada 2011. (Baca: Nelayan-Aparat Bentrok di Perairan Tangerang)
Kandungan merkuri di perairan tersebut, kata dia, sebesar 1,5 miligram per kilogram atau jauh di atas batas toleransi yang ditetapkan pemerintah, yaitu 1 miligram per kilogram. "Dengan cakupan pencemaran 3 mil (sekitar 4,8 km) dari bibir pantai," kata Zainal.
Bagan-bagan kerang hijau di perairan Dadap kini menjadi perhatian setelah para nelayan pemilik bagan menolak penertiban oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Mereka menghadang petugas yang akan menertibkan bagan tersebut dengan membawa senjata tajam, seperti golok dan pedang samurai.
Zainal menambahkan, pencemaran oleh merkuri di perairan Dadap dan kawasan Teluk Jakarta sudah berlangsung sejak 1980-an, dan kandungannya terus meningkat. "Kandungan merkuri pada 2011 bahkan sudah naik sepuluh kali lipat dari penelitian kami pada 2004," kata Zainal.
ARIE FIRDAUS
Berita terkait
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem
2 hari lalu
Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaMahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina
3 hari lalu
Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS
3 hari lalu
Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
9 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca SelengkapnyaEks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres
10 hari lalu
Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPolisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK
10 hari lalu
2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup
10 hari lalu
Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPrabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial
10 hari lalu
Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK
Baca SelengkapnyaSuasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo
39 hari lalu
Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaProfil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024
39 hari lalu
Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang
Baca Selengkapnya