TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak akan memulai terapi terhadap anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual Wakijan, Sabtu pekan ini. Terapi ini diharapkan dapat menghilangkan trauma mereka.
"Sabtu anak-anak ini libur sekolah, jadi psikolog yang akan mendampingi lebih leluasa," kata Arist Merdeka Sirait kepada Tempo, Kamis, 11 Desember 2014. (Baca: Cabuli 9 Bocah, Wakijan Masih Berkeliaran)
Ada dua psikolog yang akan melakukan terapi. Anak-anak itu akan diajak bermain di luar lingkungan rumah dalam terapi. "Bisa nanti dibawa ke Ragunan. Di situ, psikolog akan melakukan in-depth interview dengan cara yang menyenangkan," kata Arist.
Anak-anak itu sengaja akan dibawa keluar dari lingkungan rumah yang menjadi tempat terjadinya pencabulan. Sebab, lingkungan tersebut dianggap memberi kesan buruk terhadap mereka. "Tahap pertama memang harus seperti itu sampai anak nanti pelan-pelan terbiasa," ujarnya. (Baca juga: Wakijan: Saya Cuma Pegang-pegang Saja)
Menurut Arist, tak ada batas waktu tertentu dalam terapi ini. Sebab, setiap anak memiliki kecepatan pemulihan yang berbeda. "Trauma setiap anak berbeda, tetapi yang sangat berat itu dialami oleh dua anak," kata Arist. Kecepatan pemulihan, kata Arist, juga bergantung pada seberapa besar keluarga dan lingkungan mendukung proses terapi ini.
DINI PRAMITA
Berita terpopuler:
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
34 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
36 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
38 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
39 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
41 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
53 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
57 hari lalu
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
58 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
58 hari lalu
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya