Delik Hukum Jerat WNI ISIS Lemah

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 28 Desember 2014 05:54 WIB

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto (kiri) dan Kasubid Jatanras, AKBP Heriawan menunjukkan sejumlah barang bukti saat konferensi pers terkait simpatisan ISIS di Mapolda Metro Jaya, 27 Desember 2014. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, mengatakan delik hukum untuk menjerat orang Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) lemah. Pernyataan ini disampaikan menyusul ditangkapnya enam orang yang diduga pengikut ISIS di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 27 Desember 2014. (Baca: Enam Terduga ISIS Dijanjikan Gaji Rp 20 Juta)

Alasan pertama, kata Huda, mereka yang bergabung belum terbukti secara langsung melakukan tindakan bersama ISIS. "Banyak celah dalam pembuktian di pengadilan," kata Huda saat dihubungi pada Sabtu, 27 Desember 2014. Sebab yang mereka lakukan tidak bersinggungan langsung dengan kedaulatan Indonesia. Konsentrasi gerakan ISIS ada di daerah Timur Tengah. (Baca: Ini Alasan Enam Terduga ISIS Pakai Identitas Palsu)

Satu-satunya yang kuat menjerat mereka adalah bagaimana propaganda ISIS yang kemudian dihubungkan dengan pembantaian yang telah mereka lakukan. Toh, menurut Huda, gerakan ISIS berbeda dengan terorisme yang selama ini terjadi. (Baca: Tampung Enam Terduga ISIS, Pria Ini Ikut Ditangkap)

Mereka yang bergabung dengan ISIS kebanyakan termotivasi pada iming-iming khilafah islamiah. Tidak ada tokoh panutan seperti gerakan separatis Islam lain yang mengandalkan satu tokoh sentral. "Kebanyakan bergabung juga karena alasan utopis seperti negera Islam," katanya. (Baca: Enam Terduga ISIS Akan ke Suriah Lewat Doha, Qatar)

Huda mengatakan para simpatisan ISIS di Indonesia memandang gerakan ini berbeda dengan terorisme. Sebab, ISIS memiliki teritori wilayah, logistik, dan tata kelola negara. (Baca: Terduga ISIS Dibidik dengan Pidana Pemalsuan)

SYAILENDRA

Topik terhangat:
Banjir | Natal dan Tahun Baru | 10 Tahun Tsunami | ISIS | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Jokowi: Minta Apa pun Saya Beri, Asal Swasembada
Reaksi Jokowi Soal Namanya yang Dicatut Gajah
Tanggul Lapindo Jebol, Ical Liburan ke Eropa

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya