Seorang pemulung mengais sampah yang menumpuk di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu 7 Januari 2015. Tinggi tumpukan sampah tersebut melebihi dari tinggi orang dewasa. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana meninjau Pasar Induk Kramat Jati, Selasa 13 Januari 2015. Ia mendatangi tempat pembuangan sampah Pasar Induk Kramat Jati yang terletak di Blok E untuk memantau pembersihan sampah di pasar induk sayur-mayur dan buah-buahan tersebut.
"Ini mungkin karena masih ada pergantian tugas, pergantian pejabat jadi pengangkutan terlambat," kata Bambang di Pasar Induk Kramat Jati, Selasa 13 Januari 2015. Ia mengatakan tumpukan sampah yang terjadi beberapa waktu lalu terjadi akibat adanya pergantian pimpinan sejumlah pejabat pemerintahan. "Paling seminggu keterlambatan."
Manager Pasar Induk Kramat Jati M.H. Salam mengakui sempat terjadi penumpukan sampah sebanyak 50 truk tronton. Satu truk tronton mampu mengangkut 17 ton sampah.
Salam mengatakan saat ini Pasar Induk Kramat Jati memiliki 10 truk tronton untuk mengangkut sampah setiap harinya. Jumlah truk ini menurutnya telah meningkat jika dibandingkan tahun lalu. Hanya terdapat 5 truk tronton pengangkut sampah. (Baca: Cegah Banjir, Djarot Larang Penggunaan Plastik)
Salam mengakui produk sampah yang diciptakan pedagang ini idealnya diangkut oleh 12 truk tronton per hari. Menurutnya timbunan sampah setiap harinya bisa mencapai 50 ton.
Lambatnya penanganan sampah terjadi akibat jumlah petugas kebersihan yang sedikit jika dibandingkan jumlah sampah. Salam menjelaskan, 100 petugas hanya mampu menangani 5 ton sampah per harinya. "Memang mereka kerja keras, tapi sekali pelaksanaan dia sudah lelah," kata Salam. (Baca juga: Berapa Banyak Sampah Pesta Tahun Baru di Monas?)
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.