Sopir Express Dibunuh, Polisi Selidiki Motif Asmara
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Jumat, 20 Februari 2015 07:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pasar Minggu Ajun Komisaris Murgiyanto mengatakan pihaknya masih memeriksa saksi kasus tewasnya Tony Zahar, 53 tahun. Tony merupakan sopir taksi Express yang ditemukan tewas dengan luka sayatan di leher pada Rabu, 18 Februari 2015.
Murgiyanto mengatakan sampai saat ini baru lima saksi yang sudah diperiksa. "Tapi belum ada saksi yang bisa menerangkan kejadian sebenarnya," kata Murgiyanto ketika dihubungi Tempo, Kamis, 19 Februari 2015.
Saksi-saksi itu, ucap dia, merupakan orang yang menemukan Tony di dalam taksi putih bernomor polisi B-1595-ETB dengan nomor badan DC7177. Di antaranya Andi Bausat Nawi, 62 tahun, dan Janu Sugiantoro, 51 tahun.
Di dalam taksi itu ditemukan barang milik korban berupa tas yang berisi dompet berwarna cokelat, kartu tanda penduduk, kartu Siaga Bukopin, buku tabungan Mandiri atas nama Siti Murniati, satu telepon seluler merek Cross, dan dua telepon seluler Nokia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Indra Fadilah Siregar mengatakan tidak bisa menduga-duga bahwa Tony dibunuh karena masalah asmara dan perselingkuhan. "Kami akan memeriksa keluarganya nanti," katanya.
Sebelumnya, anak Tony, Muhammad Ridwan, 20, tahun, menduga ayahnya berselingkuh dengan pegawai rumah makan langganannya bernama Siti Murniati. Bahkan, kata dia, Tony membelikan Murniati sepeda motor.
Ridwan mengungkapkan, Tony sempat bercerita tentang teror yang dialaminya kepada sang istri, Siti Marsitoh, 38 tahun, yang merupakan ibu tiri Ridwan. "Ayah sempat diteror dan bercerita kepada ibu tiri saya," katanya.
HUSSEIN ABRI YUSUF