70 Pengacara Dampingi Jurnalis Bekasi Korban Pengeroyokan

Reporter

Selasa, 24 Februari 2015 11:31 WIB

Kekerasan Jurnalis Makasar, Wartawan Bandung Gelar Aksi Solidaritas

TEMPO.CO, Bekasi - Sebanyak 70 pengacara menyatakan siap mendampingi wartawan Radar Bekasi, Randy Yosetiawan Priogo, 27 tahun, yang menjadi korban pengeroyokan setelah membuat berita tentang Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Bekasi. Dua dari tiga pelaku pengeroyokan sudah ditangkap polisi.

"Tugas kami mengawal agar kepolisian bekerja sesuai dengan prosedur," kata salah seorang pengacara, Rambe Manalu, Selasa, 24 Februari 2015. Rambe mengatakan pengusutan kasus tersebut tidak boleh berhenti hanya pada pelaku pengeroyokan. Dia menegaskan, penyidik harus mengungkap semua fakta di balik kasus kekerasan terhadap wartawan tersebut.

Menurut Rambe, terdapat banyak kejanggalan dalam pemeriksaan para tersangka. Menurut dia, keterangan tersangka berbeda dengan korban. Rambe mengatakan tugas polisi adalah mencari tahu keterangan mana yang benar. "Itu tugas penyidik. Kami akan terus mengawal," katanya.

Pemimpin Redaksi Radar Bekasi Zaenal Aripin menegaskan, pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus yang menimpa Randy. Menurut dia, otak pengeroyokan juga harus bertanggung jawab atas peristiwa itu. "Otaknya harus ditangkap," kata Zaenal.

Pasalnya, kata Zaenal, jika dibiarkan, kasus ini akan menjadi preseden buruk bagi wartawan yang bertugas di lapangan. Wartawan, kata dia, akan takut mengungkap kebenaran untuk disampaikan kepada masyarakat.

Adapun Randy mengaku sudah bertemu dengan dua pelaku pengeroyokan. Dia membenarkan dua orang bernama Muchlis Tamnge dan Spengli itu sebagai pelaku pengeroyokan. "Saya sudah melihat langsung tadi, benar mereka pelakunya," katanya.

Randy dikeroyok pada Kamis petang, 19 Februari 2015, di sebuah rumah makan di Jalan Serma Marzuki, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Randy menduga motif pengeroyokan ini berkaitan dengan berita yang berjudul "DPC Bekasi Utara Sebut Pimpinan DPD Masa Bodo" yang terbit pada 18 Februari 2015.

ADI WARSONO

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

9 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

10 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

22 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya