Tim Hak Angket Cecar Pembuat Sistem E-Budgeting Ahok

Reporter

Kamis, 12 Maret 2015 08:19 WIB

Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi (tengah), bersama para wakil ketua DPRD, membuka rapat paripurna hak angket di gedung DPRD DKI Jakata, 26 Februari 2015. Meski hak angket disahkan, namun rapat tersebut tak dihadiri semua legislator, dalam daftar hadir hanya Dalam daftar hadir, tercatat hanya 91 legislator. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Tim hak angket Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta memeriksa konsultan anggaran berbasis digital (e-budgeting) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Gagat Wahono. Pemeriksaan tersebut dilakukan lantaran adanya kabar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menyewa 20 orang sebagai tim konsultan e-budgeting.

“Tim hak angket akan menelusuri informasi yang didapat dari Gagat,” kata ketua tim angket Muhammad Ongen Sangaji setelah pemeriksaan, Rabu, 11 Maret 2015.

Dalam pemeriksaan itu, Gagat harus sendirian menghadapi sepuluh anggota Dewan yang tergabung dalam tim angket. Ongen memimpin rapat pemeriksaan tersebut. Sebelumnya, Gagat didampingi oleh tim anggaran pemerintah daerah dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Heru Budi Hartono. Namun, Ongen mengusir Heru dari ruang sidang.

"Sebab, pimpinan dan tim angket hanya mengundang konsultan, tidak mengundang TAPD atau SKPD," kata Ongen kepada Heru.

Tak menunggu lama, Heru langsung bangkit dan keluar dari ruang serbaguna DPRD itu. Setelah berada di luar, Heru mengatakan dirinya datang karena diundang. “Di suratnya jelas kok, ini bisa dilihat,” kata dia sambil menyodorkan surat dari tim angket. Dalam surat itu jelas ditujukan untuk Sekretaris Daerah DKI Jakarta dan tim e-budgeting. “Tim e-budgeting kan saya,” kata dia.

Namun, Heru tetap menghargai jika Dewan hanya memeriksa Gagat. Dalam sidang pemeriksaan, tim angket mencecar Gagat dengan pertanyaan seputar bayaran yang diterimanya. Menurut Gagat, dia tak menerima bayaran dalam pembuatan sistem keuangan elektronik tersebut. Dia mengatakan hanya menerima honor sebagai pelatih bagi satuan perangkat kerja perangkat (SKPD) DKI. “Saya enggak bicara pengabdian karena dikasih uang. Tapi selama sistem itu bisa bermanfaat, saya ikhlas,” kata dia.

Pria yang sempat menjadi pengajar luar biasa di Universitas Airlangga itu dikontrak selama satu tahun untuk memberikan pelatihan kepada SKPD. Gagat pun mengaku jika dirinya mengkhawatirkan SDM yang mengelola atau menggunakan sistem tersebut. "Yang saya khawatirkan itu bukan sistemnya, melainkan SDM-nya, karena saya harus memberi penjelasan kepada 700 SKPD di DKI," ujar dia.

Ongen meragukan jawaban Gagat. “Tadi katanya sistemnya gratis, itu luar biasa. Setahu saya, sistem itu tidak mungkin gratis,” kata politikus dari Partai Hanura tersebut. Tim angket juga mencoba mengorek siapa yang melibatkan Gagat dalam pembuatan sistem tersebut. Tim juga menanyakan jumlah tim Gagat. Menurut Gagat, timnya hanya berjumlah empat orang, bukan 20 orang seperti yang dibicarakan selama ini.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya mengatakan ia menyewa konsultan yang sudah berpengalaman dalam bidang teknologi informasi untuk membuat sistem e-budgeting. Saat dimintai dikonfirmasi kemarin, Gubernur Ahok, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya tak membayar jasa Gagat sebagai konsultan, tapi hanya membayar honor saja. “Ini dalam rangka dia mendukung program. Kalau bayar sistem itu repot,” ujarnya.

AISHA SHAIDRA

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

1 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

3 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

29 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

32 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

32 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

37 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

40 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

45 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

47 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya