Farhat Abbas Calon Wakil Bupati Bogor, Nama Berkibar dan Risiko  

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 06:55 WIB

Farhat Abbas. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bogor Yuyud Wahyudin tidak setuju Farhat Abbas menjadi calon Wakil Bupati Bogor. Menurut dia, Farhat dan Ketua DPP PPP Djan Faridz tidak elegan dan mengabaikan etika organisasi.

Yuyud menjelaskan, dalam pengajuan nama calon kepala daerah, ada prosedur yang harus ditempuh. Adapun DPC PPP hanya membutuhkan rekomendasi dari DPW PPP Jawa Barat. "Siapa dia? Kok bisa seenaknya muncul tanpa track record yang jelas," ujar Yuyud.

Farhat Abbas mengklaim sudah lama berkecimpung di dunia politik, khususnya bergiat di partai berlambang Ka’bah itu. Farhat mengaku diajak Djan masuk ke PPP saat mantan Menteri Perumahan Rakyat itu terpilih sebagai Ketua Umum PPP menggantikan Suryadharma Ali. “PPP mencari figur yang cocok untuk membawa Bogor lebih baik,” tuturnya.

Adapun pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, menilai sosok Farhat Abbas memiliki modal besar dalam bursa pemilihan calon kepala daerah Bogor. Pengacara yang kerap menuai kontroversi itu dinilainya lebih populer, namanya telah berkibar, dibanding kandidat yang lain. "Dalam konteks itu, dia sudah unggul," kata Effendi ketika dihubungi, Ahad, 29 Maret 2015.

Menurut Effendi, pencalonan Farhat merupakan bagian dari pemenuhan hak konstitusional warga negara. Partai pengusung bisa saja menjadikan faktor popularitasnya sebagai salah satu pertimbangan. "Dia lihai menata isu yang mampu mendongkrak popularitas, meski pilihan itu memiliki risiko yang cukup besar," ujarnya.

Bagi para pemilih rasional, ucap Effendi, kontroversi yang kerap dibuat Farhat merupakan faktor yang bisa menggagalkan tingkat keterpilihannya. Kecuali jika dia dipilih di tengah masyarakat yang condong mengedepankan isu populer dan mengabaikan substansi. "Di Indonesia itu ada sekitar 50 persen pemilih cerdas," katanya.

Pengalaman pilkada Kabupaten Kolaka pada akhir 2013 merupakan buktinya. Dibanding empat kandidat lain, sosok Farhat boleh dibilang paling populer di mata masyarakat setempat. Namun tingkat keterpilihannya kala itu hanya tak sampai 4 persen alias paling buncit.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Farhat Abbas Laporkan Gilbert Lumoindong soal Dugaan Penistaan Agama

8 hari lalu

Farhat Abbas Laporkan Gilbert Lumoindong soal Dugaan Penistaan Agama

Khotbah Gilbert Lumoindong yang membandingkan zakat di Islam dan Kristen dilaporkan ke polisi atas tuduhan penistaan agama

Baca Selengkapnya

5 Caleg Artis dengan Perolehan Suara Terendah

51 hari lalu

5 Caleg Artis dengan Perolehan Suara Terendah

Sejumlah caleg artis diprediksi gagal ke Senayan karena perolehan suara yang minim

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP Soal Pelecehan Seksual

25 Desember 2022

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP Soal Pelecehan Seksual

Ketua KPU Hasyim Asyari dilaporkan ke DKPP soal dugaan pelecehan seksual terhadap Mischa Hasnaeni Moein alias Wanita Emas.

Baca Selengkapnya

Begini Isi Gugatan Farhat Abbas atas Tersingkirnya Partai Pandai di Tahapan Pemilu

18 Agustus 2022

Begini Isi Gugatan Farhat Abbas atas Tersingkirnya Partai Pandai di Tahapan Pemilu

Farhat Abbas mengklaim sudah melengkapi seluruh persyaratan Partai Pandai sesuai rentang waktu yang diberikan hingga 14 Agustus 2022.

Baca Selengkapnya

Farhat Abbas Layangkan Gugatan ke Bawaslu Soal Keputusan KPU yang Tak Loloskan Partai Pandai

18 Agustus 2022

Farhat Abbas Layangkan Gugatan ke Bawaslu Soal Keputusan KPU yang Tak Loloskan Partai Pandai

Farhat Abbas menyatakan telah melengkapi dokumen persyaratan untuk menjadi calon peserta Pemilu 2024 ke KPU.

Baca Selengkapnya

16 Parpol Gagal Jadi Peserta Pemilu 2024: Partai Besutan Farhat Abbas hingga Cucu Soeharto

16 Agustus 2022

16 Parpol Gagal Jadi Peserta Pemilu 2024: Partai Besutan Farhat Abbas hingga Cucu Soeharto

Sebanyak 16 partai gagal menjadi calon peserta Pemilu 2024, karena dokumen pendaftaran mereka dinyatakan tidak lengkap hingga akhir masa pendaftaran pada 14 Agustus 2022.

Baca Selengkapnya

Dokumen Belum Lengkap, Prima hingga Partai Farhat Abbas Diberi Waktu sampai 14 Agustus

2 Agustus 2022

Dokumen Belum Lengkap, Prima hingga Partai Farhat Abbas Diberi Waktu sampai 14 Agustus

Prima, Partai Reformasi dan Partai Pandai Pandai besutan Farhat Abbas disebut sedang menyiapkan kekurangan berkas yang diminta KPU

Baca Selengkapnya

Daftarkan Partai Pandai ke KPU, Farhat Abbas Optimistis Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024

1 Agustus 2022

Daftarkan Partai Pandai ke KPU, Farhat Abbas Optimistis Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024

Farhat Abbas mengklaim struktur kepengurusan Partai Pandai sudah terbentuk di 34 provinsi Indonesia. Dia klaim ada 30 persen keterwakilan perempuan.

Baca Selengkapnya

Farhat Abbas Daftarkan Partai Pandai ke KPU, Yakin Jadi Peserta Pemilu 2024

1 Agustus 2022

Farhat Abbas Daftarkan Partai Pandai ke KPU, Yakin Jadi Peserta Pemilu 2024

Farhat Abbas bahkan menargetkan partainya lolos ambang batas parlemen dengan perolehan suara 7-10 persen.

Baca Selengkapnya