TEMPO Interaktif, Jakarta:PT. Jakarta Monorail menegaskan keputusan pemilihan Rolling Stock dan Monorail System dari konsorsium Indonesia (BukakaINKALENSiemens) bersifat final dan mengikat sehingga tidak dimungkinkan lagi penilaian terhadap teknologi lain semisal magnetic levitation (maglev). "Keputusan kami sudah final, apa pun yang terjadi dengan pemegang saham,"kata Direktur Operasional PT. Jakarta Monorail, Sukmawaty Sjukur mendampingi Direktur Utama PT. Jakarta Monorail, Ruslan Diwirjo, Kamis (25/8).Pernyataan tersebut sekaligus menjawab keinginan Omnico Singapore Pte Ltd yang mengusung teknologi maglev dari Rottem Korea Selatan yang berniat bernegosiasi ulang dengan Gubernur DKI Sutiyoso dan mengklarifikasi kesalahfahaman yang terjadi selama ini. Misalnya harga sistem yang cuma US$ 540 juta dan teknologi maglev yang aman dan tidak terpengaruh dampak lingkungan kotor, bersedia membuang kompensasi ERP (electronic road pricing) dan bekerjasama dengan konsorsium Indonesia. "Kami masih ingin tetap eksis dalam proyek monorel di Jakarta,"ujar Kepala Omnico, Abdul Rahman Muhammed. Keputusan Jakarta Monorail untuk tetap menggunakan teknologi Siemens seharga US$ 498 juta dari Konsorsium Indonesia didukung Pemerintah Provinsi DKI. Menurut Asisten Pembangunan Sekretaris Daerah DKI, Hari Sandjojo, pemilihan teknologi merupakan kewenangan Jakarta Monorail, dan Pemprov DKI mendukung keputusan itu.Sukmawaty membantah kalau pemilihan tersebut hanya bersifat sepihak dan tanpa sepengetahuan Omnico sebagai pemegang 45 persen saham Jakarta Monorail. "Kami sudah mengajukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 27 Juni lalu, jadi kalau ada masalah internal tentang pemilihan teknologi kembalikan saja ke RUPSLB,"ujarnya. Dalam RUPSLB itu, menurut Sukmawaty, tidak tercapai keputusan karena Omnico meminta revisi proposal Rottem yang seharga US$ 826 juta (belum termasuk pajak) serta meminta PT.Indonesia Transit Central (ITC)--pemegang 55 persen saham Jakarta Monorailmelengkapi komitmen tambahan Konsorsium Indonesia yaitu technical support dari MTRC Hong Kong atau SMRT Singapore. Badriah