Bupati Bekasi Minta Spanduk Antigereja Diturunkan

Reporter

Editor

Minggu, 18 September 2005 16:21 WIB

TEMPO Interaktif, Bekasi:Bupati Bekasi Saleh Manaf meminta petugas satuan polisi pamong praja (Satpol PP) segera mencabut dan menurunkan spanduk antigereja. Ia khawatir spanduk-spanduk yang dipasang di jalan menuju kompleks Pemerintah Kabupaten Bekai, di Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat itu dapat mengundang permasalahan baru. Sebab, pemerintah telah merekomendasikan pendirian gereja sehingga tidak ada pelanggaran izin. Kita harus saling menghargai. Saya akan minta spanduk-spanduk itu diturunkan Satpol PP, kata Saleh, Minggu (18/9).Seperti diberitakan sebelumnya, spanduk-spanduk berbau provokasi antigereja belakangan ini bertebaran di sejumlah titik. Spanduk tadi tujuannya menolak pendirian Gereja Graha Bintang Timur, Blok II, Kawasan Industri Jababeka. Gereja ini, rencananya dibangun untuk menampung seribu umat kristiani. Saleh mengungkapkan, sudah menerbitkan surat rekomendasi berupa izin prinsip pembangunan gereja berdasarkan pertimbangan dari Departemen Agama sampai pemerintahan desa. Izin itu sudah diajukan panitia pembangunan gereja sejak empat tahun lalu. Selama ini pihaknya sudah memberikan kesempatan kepada umat muslim membangun tempat ibadah di kawasan industri Jababeka. Di Jababeka sudah ada 22 mushola dan masjid. Tapi, masa tidak ada tempat ibadah gereja, kata dia. Siswanto

Berita terkait

Buya Syafii Maarif: Pembakaran Musala Muhammadiyah Adalah Teror

16 Maret 2018

Buya Syafii Maarif: Pembakaran Musala Muhammadiyah Adalah Teror

Buya Syafii Maarif mengatakan upaya pemabakaran tempat ibadah milik Muhammadiyah, Musala Fatturahmah di Bantul, Yogyakarta merupakan bagian teror.

Baca Selengkapnya

Perusakan Kapel Santo Zakaria, Polri: Bukan Masalah Agama

16 Maret 2018

Perusakan Kapel Santo Zakaria, Polri: Bukan Masalah Agama

Polri terus menyelidiki kasus perusakan Kapel Santo Zakaria di Ogan Ilir pada Kamis pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Saksi Soal Detik-detik Perusakan Kapel Santo Zakaria

12 Maret 2018

Cerita Saksi Soal Detik-detik Perusakan Kapel Santo Zakaria

Cerita Mbah Tokia, seorang saksi yang melihat detik-detik perusakan rumah ibadah Kapel Santo Zakaria di Ogan Ilir, Sumsel.

Baca Selengkapnya

Perusakan Tempat Ibadah Disebut Ujian Bagi Umat Agama Mayoritas

10 Maret 2018

Perusakan Tempat Ibadah Disebut Ujian Bagi Umat Agama Mayoritas

Hendardi menuturkan, warga sekitar tempat kejadian juga harus berperan dalam memberikan pemulihan sosial setelah perusakan tempat ibadah.

Baca Selengkapnya

Rumah Ibadah di Ogan Ilir Dirusak Orang Tak Dikenal

8 Maret 2018

Rumah Ibadah di Ogan Ilir Dirusak Orang Tak Dikenal

Sebuah rumah ibadah umat Kristen, atau biasa disebut kapel Santo Zakaria, di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dirusak sekelompok orang.

Baca Selengkapnya

Walikota Jaksel Dituding Larang Ibadah GBKP Pasar Minggu  

24 Oktober 2016

Walikota Jaksel Dituding Larang Ibadah GBKP Pasar Minggu  

Sebelumnya, jemaat GBKP beribadah di kantor camat, tapi kini itu juga dilarang Wali Kota Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Kasus Tanjungbalai, JK: Jangan Setel Loudspeaker Terlalu Lama

4 Agustus 2016

Kasus Tanjungbalai, JK: Jangan Setel Loudspeaker Terlalu Lama

JK menganjurkan volume loudspeaker masjid tidak disetel terlalu besar sehingga tidak mengganggu orang.

Baca Selengkapnya

4 Pelaku Perusakan Kelenteng Tanjungbalai Pakai Narkoba

2 Agustus 2016

4 Pelaku Perusakan Kelenteng Tanjungbalai Pakai Narkoba

Keempatnya akan dijerat dengan pasal penyalahgunaan narkotika selain pasal perusakan aset/barang/properti.

Baca Selengkapnya

Tersangka Rusuh Tanjungbalai Bertambah Jadi 12 Orang

1 Agustus 2016

Tersangka Rusuh Tanjungbalai Bertambah Jadi 12 Orang

Empat pelaku ditetapkan sebagai tersangka perusakan rumah ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Salah Paham, 7 Tempat Ibadah Terbakar di Tanjung Balai  

30 Juli 2016

Salah Paham, 7 Tempat Ibadah Terbakar di Tanjung Balai  

Perselisihan di Tanjung Balai, Medan, berkembang menjadi
pembakaran rumah ibadah karena dipicu informasi salah yang
disebarkan lewat pesan berantai.

Baca Selengkapnya