TEMPO Interaktif, Tangerang:Isak tangis mewarnai pemindahan ratusan buruh PT Doson Indonesia yang sejak tiga hari lalu menginap di kantor Pemerintah Kabupaten Tangerang di Jalan Kisamaun. Banyak diantara buruh Doson, yang mendapat pesanan dari pabrik sepatu merk Nike, bingung, karena tidak mempunyai tempat berteduh setelah diusir pemilik rumah kontrakan. Awalnya, buruh perempuan berteriak-teriak menolak dipindahkan ke kediaman Hadiman, pemegang saham PT Doson, di perumahan Gading Serpong. Baru pada Sabtu (11/1) siang, Wakil Kepala Polres Tangerang Komisaris Gde Sugianyar berhasil membujuk mereka dan mengirimkan empat bus untuk mengangkut ratusan buruh yang sudah emoat bulan ini di pecat oleh PT Doson. Sejak awal tahun lalu, kantor Nike di Amerika Serikat memang memutuskan kontrak pembuatan sepatu dengan PT Doson. Sekitar tiga puluh buruh memilih pulang ke rumah kontrakan masing-masing, namun lainnya tidak punya tujuan jelas dan mengaku stress. Selama dua bulan ini saya berhutang belum bayar kontrakan. Mungkin karena janji-janji terus, pemiliknya jengkel, terus minta kami keluar, ujar Asmiwita asal Pagar Alam, Sumatera Selatan yang kost di kawasan Curug. Untuk keperluan sehari-hari seperti makan, banyak buruh Doson harus berutang kepada pemilik warung yang mereka kenal. Tapi upaya itu tidak mungkin selamanya dilakukan, sehingga mereka memilih tidur di lokasi pabrik dan menanti bantuan dari pihak lain. Kemarin malam, Bupati Tangerang Agus Djunara dan perwakilan buruh mengadakan pertemuan. Hasil pertemuan itu mendesak pengusaha untuk membayarkan pesangon buruh. Agus kemudian memberi sumbangan berupa beras 4 ton dan sejumlah uang untuk keperluan sehari-hari buruh di penampungan.(Ayu CiptaTempo News Room)