Forkot dan Forum Anak Betawi Memanas Soal Pedagang Kaki Lima
Reporter
Editor
Selasa, 27 September 2005 14:19 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Situasi di perempatan Jalan Salemba-Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (27/9), memanas. Mahasiswa dari Forum Kota dan Forum Komunikasi Anak Betawi saling berhadapan, berkaitan dengan penggusuran pedagang kaki lima di depan RSCM. Mahasiwa Forkot merobek dua spanduk putih yang dipasang di depan FKUI. Salah satu spanduk itu berbunyi, "Kalau Bukan Kite Siape Lagi Yang Bikin Tertib Lingkungan Kite - Warga Kenari." Mahasiswa lalu memasang spanduk bertulisan, "Pedagang Kaki Lima dan Mahasiswa Tolak Penggusuran." "Urusan PKL itu urusan pemerintah, bukan menjadi wewenang forum tertentu. Karena itu mahasiswa akan membela pedagang," kata Kristian, mahasiswa Fakultas Hukum UI. Menurutnya, para pedagang berjualan di pedestrian lebih karena tuntutan ekonomi. Pemerintah boleh membersihkan, ia menambahkan, tapi harus memberi lahan untuk mereka.Kristian mengaku siap menghadapi anggota Forkabi yang berniat membersihkan kawasan itu. "Kalau mereka jual, kami beli," kata pria bertubuh kekar itu.Rusli, pengurus Forkabi Kenari, menyatakan bahwa kelompoknya hanya ingin membuat kawasan Salemba lebih enak dipandang. "Kalau pedagang itu tertib, pejalan kaki dan pemakai jalan akan nyaman," katanya. Saat ini, belasan anggota Forkabi Kenari dan Kwitang berseragam hitam masih duduk-duduk di kawasan itu. Brigadir Djoko Ismoyono dari Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Polres Jakarta Pusat, mengaku terus memantau keadaan di situ. "Kami berharap tidak sampai bentrok," katanya. Jojo Raharjo