Pengamat: Anak Buah Ahok Takut, Serapan Anggaran Rendah  

Reporter

Rabu, 24 Juni 2015 07:05 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok. Memberikan pidato saat pelantikan pejabat PNS di Balai Kota. Jakarta, 18 Mei 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO , Jakarta: Budaya ketidakpercayaan yang dibangun Gubernur Jakarta Basuki Purnama berdampak negatif pada penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.

"Paling banter yang terserap cuma 50 persen karena pengguna anggaran di SKPD DKI takut bakal terjadi kasus hukum yang mendera di kemudian hari," kata Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, Selasa, 23 Juni 2015.

Menurut Uchok, mereka juga takut dengan ancaman dicopot atau diberi sanksi oleh Ahok, panggilan akrab Gubernur Basuki. Aak buah jangan sering dimarahi, ujar Uchok, seharusnya dibarengi dengan pembangunan sistem baru untuk mengawasi.

Dalam hitungan kasar, Ucok memperkirakan seluruh pengerjaan proyek infrastruktur atau program DKI sulit diselesaikan dalam waktu setengah tahun. "Kalau fisik atau infrastruktur, lelangnya saja bisa tiga bulan, apa proyek selesai tiga bulan? Gak mungkin," ujar mantan Direktur Advokasi Fitra.

Dengan kondisi itu, ia memperkirakan serapan anggaran belanja DKI maksimal 50 persen, itu pun dengan catatan seluruh serapan untuk gaji pegawai dan pembayaran sisa termin proyek sebelumnya selesai hingga tahun ini. "Kalau gaji atau tunjangan banyak yang belum terbayar, atau pengerjaan belum terbayarkan sulit," ungkapnya.

Uchok menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa membantu pemerintah DKI menaikan serapan anggaran di atas 50 persen. Pertama, Gubernur Ahok harus berani membangun kepercayaan dalam internal DKI, sehingga pejabat berwenang memiliki keberanian merealisasikan anggaran.

"Karena faktor itu, banyak kepala dinas mengeluh, vendor pun gak mau ikut, karena tidak ada kepastian, mereka menang pun takut dipersoalkan digugat dan tidak dibayar," ungkapnya.

Kedua, perkuat kerja sama dengan DPRD sehingga wakil rakyat itu mau memberikan motivasi seluruh kepala dinas agar tidak takut membelanjakan anggaran yang ada. "Mereka (DPRD) jangan hanya main pokir tapi pengawasan, bangun sistem dan mekanisme, jangan Ahok ke barat namun pegawainya ke timur," ujarnya.

Ketiga, perkuat sistem yang telah berjalan baik, sehingga mempermudah pelaksanaan proyek di lapangan. "Sekarang banyak pengadaan DKI yang langsung masuk ke produsen atau pabrik, kenapa tidak pakai agen saja," ujarnya.

Keempat, Gubernur Ahok harus meninggalkan tradisi yang otoriter dan mau menerima masukan dari bawahannya yang mengetahui kondisi lapangan, bahkan jika perlu lakukan revisi target serapan agar mempermudah pemerintah merealisasikan anggaran. "Yang saya dengar Ahok itu kalau rapat sangat otoriter, itu tidak baik, serapannya anggaran untuk program menjadi rendah," papar dia.

Seperti diketahui, melalui lobi alot yang ditengahi Kementerian Dalam Negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 akhirnya disepakati sebesar Rp 69,28 triliun melalui Peraturan Gubernur (Pergub), rinciannya nilai total belanja sebesar Rp 63,65 triliun, serta pengeluaran pembiayaan Rp 5,63 triliun.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

6 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

22 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

52 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya