TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang diduga digergaji oleh ibunya, Sharon Rose Prabowo, diperkirakan tidak berbohong. Sebab, Sharon diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anaknya.
Tetangga Sharon yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Sharon kerap membentak dan memukul anaknya jika hasil pekerjaan rumah tangga yang dikerjakannya tidak rapi. "Korban mengalami kekerasan," kata dia saat dihubungi, Senin, 6 Juli 2015.
Sebelumnya, polisi membuka kemungkinan anak yang diduga digergaji ibunya itu berbohong. Sebab, hasil tes psikologi tidak menunjukkan anak itu mengalami trauma berat.
Hingga kini Kepolisian masih menyelidiki dugaan adanya kekerasan kepada korban. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Nunu Suparni menyatakan, Sharon bakal diperiksa penyidik pada Rabu, 8 Juli 2015.
Sharon bakal diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan kekerasan terhadap anak tersebut.
Polisi sudah memeriksa empat orang saksi untuk mengungkap kasus tersebut. Mereka adalah ketua RT setempat, tetangga terlapor, saksi korban, dan saksi pelapor. Namun polisi belum mendapatkan hasil tes visum lengkap untuk memeriksa kasus tersebut.
Sebelumnya, Sharon membantah telah melakukan kekerasan terhadap anaknya. Sharon mengatakan anaknya tak pulang lantaran diduga diculik. Bahkan, Sharon mengaku telah melaporkan kehilangan anaknya ke Polsek Kebayoran Lama.
Sebelumnya, korban dibawa ke Safe House milik Kementerian Sosial di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Hal itu karena bocah laki-laki berusia 12 tahun itu mengaku disiksa oleh ibunya dengan cara digergaji pada bagian tangan. Dia kabur ke rumah tetangganya yang kemudian membawa dia melaporkan kasus itu ke Polres Jakarta Selatan.
