TEMPO.CO, BOGOR - Sejak memasuki 2015, Jalan Raya Ciomas hancur akibat aspalnya terkikis hujan. Tak adanya drainase dan meningkatnya beban jalan seiring makin banyaknya permukiman di Bogor Selatan ini membuat jalan-jalan itu berlubang besar, bahkan tak menyisakan aspal sama sekali.
Anehnya, tak ada sentuhan sama sekali dari Pemerintah Kabupaten. Ini kontras dengan jalan-jalan yang masuk wilayah Pemerintah Kota Bogor karena Ciomas berbatasan dengan wilayah kota. Jalan Kota langsung ditambal begitu musim kemarau. Padahal jalan dengan kerusakan terparah berada di dekat rumah Bupati Nurhayanti.
Jalan itu ia lalui setiap pulang dan pergi ke kantornya di Cibinong. Keberangkatan dan kepulangan itu tentu memakai pengawalan. Seolah tutup mata, Nurhayanti tak kunjung memperbaiki jalan itu. Di beberapa ruas jalan, pemerintah cukup memasang spanduk “Hati-hati Jalan Berlubang”.
Kerusakan jalan itu kerap diberitakan, bahkan dikritik di kolom-kolom surat pembaca. Jalan rusak di seluruh Kabupaten Bogor mencapai 1.200 kilometer dari 1.748 kilometer total panjang jalan di kabupaten ini. Mendengar kritik itu, tak urung Nurhayanti terusik. “Mulai Agustus insya Allah dibangun,” katanya, Senin, 27 Juli 2015. Menurut Nurhayanti, perbaikan jalan itu sudah ia prioritaskan tahun ini. “Bukan saya tak memperhatikan, tapi proyek ada mekanismenya, apalagi dananya bantuan dari provinsi,” ucapnya. Sekarang proses lelang telah selesai sehingga tinggal pelaksanaan. Nurhayanti meminta masyarakat Ciomas, yang juga tetangganya, bersabar. Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas Bina Marga dan Pengairan Wilayah Ciomas Kabupaten Bogor Asep Sunarya mengatakan perbaikan Jalan Raya Ciomas dilaksanakan pada awal Agustus. Sebagian jalan akan dibetonisasi dan sisanya dilapis hotmix.