Mardoto: Akseyna Penuhi Undangan UI, Bukan Menjemput Ajal
Editor
Bobby Chandra
Rabu, 5 Agustus 2015 07:01 WIB
TEMPO.CO, Depok - Kolonel Sus Mardoto, orang tua Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, tak menyangka anaknya bakal tewas di tempat dia menimba ilmu. Hingga kini, sejak ditemukan tewas mengapung lebih dari empat bulan lalu di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, pembunuh Akseyna belum juga ditemukan oleh kepolisian.
Menurut Mardoto, Ace—sapaan Akseyna—masuk Universitas Indonesia dengan senang hati lewat jalur prestasi akademik Olimpiade. Ace adalah mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2013. "Ace dengan senang mendapatkan undangan itu. Bukan untuk menjemput ajal."
Menurut Mardoto, Ace masuk UI karena undangan lewat jalur prestasi akademik Olimpiade. Ace, kata dia, pernah mendapatkan medali perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA Tahun 2012 di Jakarta. "Tahun 2011, sewaktu pertama ikut OSN yang di Manado, belum dapat medali," ucapnya.
Mardoto menambahkan, Ace senang memenuhi undangan itu sehingga ia menjalani kuliah di jurusan biologi sesuai prestasinya di OSN. Ace memutuskan sendiri menerima undangan UI. "Kami merestui pilihan Ace menempuh kuliah di UI. Tapi tidak menyangka harus berakhir di tempat kuliah yang dia senangi."
Pihak kepolisian menduga Ace tewas karena dibunuh. Dugaan ini diperkuat dengan analisis tulisan secarik kertas di kamar Ace, yang ditulis dua orang. Ada sobekan pada sepatunya yang rusak karena diduga diseret pelaku menuju Danau Kenanga. Tas ransel berisi batu juga masih menempel di punggungnya.
Harapan untuk mengungkap sosok pembunuh Ace mulai terbuka saat akun Twitter @akseyna tiba-tiba muncul dan mencuit pada 3 Juli 2015. Akun itu mengaku sebagai sahabat Akseyna yang ingin menuntut balas. Namun, sejak 11 Juli 2015, sekitar pukul 21.00, akun tersebut tiba-tiba hilang.
Polisi sudah melakukan penyelidikan terhadap akun itu sejak kemunculannya. "Kami sudah pantau akun itu dan sedang kami selidiki," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal, Senin, 13 Juli 2015. Dia mengatakan pihaknya sudah mengantongi segala kemungkinan.
Iqbal mengatakan, dari penyelidikan terhadap akun tersebut, dapat ditemukan petunjuk baru dalam kasus pengungkapan kematian Akseyna. "Siapa tahu ini mengarah pada petunjuk baru," ujarnya. Namun, sejak mayat Ace ditemukan pada 8 Maret 2015, kasus pembunuhannya masih menyimpan misteri.
IMAM HAMDI