Warga Cina Selundupkan 92 Kg Sabu, Ini Respons Bea-Cukai  

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 19:05 WIB

Tiga orang tersangka narkoba diperlihatkan saat gelar perkara kasus narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, 20 Agustus 2015. Aparat Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya membongkar sindikat narkotika internasional jaringan Guangzhou China yang melibatkan warga Nigeria. Tempo/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Tangerang - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan pengungkapan kasus penyelundupan 94 kilogram sabu dan 112,189 butir ekstasi merupakan tangkapan terbesar dalam satu bulan terakhir. "Ini adalah tangkapan yang kesembilan dalam satu bulan dan terbesar," katanya di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Menurut Heru, masalah narkoba adalah masalah bangsa yang harus dilakukan bersama sama. "Pengungkapan hari ini membuktikan kami siap memerangi narkotik," katanya.

Heru mengatakan bahaya narkoba mengancam generasi muda Indonesia yang kini jumlah penggunanya mencapai 4 juta orang. "Kami ingin membuktikan kepada sindikat di dunia bahwa Indonesia mampu memerangi mereka." (Baca: Ditangkap, Begini Pengakuan Penyelundup Narkoba Warga Cina)

Menurut Heru, kejahatan narkoba adalah kejahatan lintas negara dan lintas daerah sehingga diperlukan analisis bersama dan informasi tentang data di seluruh elemen, seperti bea-cukai, polisi, Imigrasi, pengelola bandara, dan pelabuhan.

Pengungkapan penyelundupan paket sabu dan ekstasi ini berawal dari kecurigaan petugas Bea dan Cukai Soekarno-Hatta terhadap barang bawaan dua warga negara Cina berinisial UMCB dan CSW, yang tiba di Terminal D Bandara pada Minggu, 9 Agustus 2015. Mereka terbang ke Indonesia menggunakan pesawat Malaysia Airlines (MH-377) rute Guangzhou-Kuala Lumpur-Jakarta.

(Baca: 192 Paspor Ditemukan di 'Markas' Pengedar Narkoba)

Kecurigaan petugas terbukti. Setelah dilakukan pemeriksaan intensif, ditemukan 6 kilogram sabu yang dibungkus dengan 10 plastik dengan cara disembunyikan di dalam koper pelaku. Berdasarkan hasil temuan itu, penyidik dari Bea-Cukai dan Polres Bandara Soekarno-Hatta melakukan pengembangan dengan teknik control delivery pada 10-21 Agustus 2015.

JONIANSYAH

Berita terkait

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

3 jam lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

8 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

21 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

21 jam lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

22 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya