Ini Kesulitan Warga Kampung Pulo Tinggal di Rumah Susun
Editor
Untung Widyanto koran
Jumat, 28 Agustus 2015 13:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Latifah, warga Kampung Pulo yang baru satu pekan menempati rumah susun di Jatinegara Barat, protes dengan dengan kebijakan Gubernur Basuki Purnama alias Ahok.
Dia merasa ganti rugi yang diberikan pemerintah Jakarta tidak sesuai. Pada saat tinggal di Kampung Pulo, Jakarta Timur, dia menempati rumah yang besar.
Oleh pemerintah, rumah yang sudah ditempati puluhan tahun itu dianggap melanggar batas pinggir Sungai Ciliwung. Pekan lalu, ratusan petugas dan alat berat menghancurkan rumahnya. Dia beserta keluarga besarnya dipaksa tinggal di rumah susun yang jaraknya 500 meter dari Kampung Pulo. (Lihat Video Kekhawatiran Warga Kampung Pulo di Rusun Baru, Nestapa Usai Hari Kemerdekaan, Beginilah Rupa Rumah Susun Jatinegara)
Perempuan berusia 52 tahun ini menjelaskan rusun yang ditempati ruangannya jauh lebih sempit. Padahal, dia harus berbagi dengan tujuh anggota keluarga lainnya. "Penuh sesak di sini," keluhnya pada Jumat, 28 Februari 2015.
Anak-anaknya harus tidur berdesakan di dua kamar yang masing-masing luasnya hanya empat meter persegi. Bahkan, menjemur pakaian pun sulit.
Baca juga:
Betapa Seru Bila Tuhan, Nabi,dan Saiton di Palembang Bertemu
Mengaku Tuhan, Pria Sukabumi Suruh Orang Sembah Matahari
Hasanudin, warga RT 11 RW 03, juga mengeluhkan hal yang sama. Di Kampung Pulo dia memiliki rumah seukuran 70 meter dengan dua lantai. Rumah itu cukup nyaman ditempati Hasan, istri, dan empat anaknya yang sudah dewasa.
Setelah alat berat backhoe menghancurkan rumahnya yang sudah dihuni sejak 20 tahun lalu. Dia kemudian mendapat satu unit rumah susun di Tower B Nomor TB 0711. Satu unit ini ukurannya 30 meter.
Menurut dia, rumah susun itu tidak nyaman dan penuh sesak karena harus ditinggali dia, istri, dan keempat anaknya. "Saya masih suka tidur di Kampung Pulo. Numpang sama tetangga atau di mana saja," kata dia.
Tak hanya Latifah dan Hasanudin yang mengalami kesulitan, ratusan warga Kampung Pulo juga merasakan hal yang sama. Kehidupan yang dijalani selama puluhan tahun harus berubah total dalam sepekan. Mereka terpaksa menyesuaikan diri hidup di pemukiman model vertikal yang ukurannya lebih kecil.
Apakah Ahok dan birokrat di Balai Kota peduli dengan keluhan semacam ini? Ini jawaban Ahok, "Mereka, warga Kampung Pulo, sebenarnya enggak punya rumah di sana, Bos," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Jumat, 28 Agustus 2015.
GANGSAR PARIKESIT | NINIS CHAIRUNISA
Baca juga:
Ribut Nama Tuhan: MUI Bisa Keliru Bila Jejak Sejarah Sahih
Gugatan buat Prabowo Subianto Rp 108 M
VIDEO PENGGUSURAN KAMPUNG PULO: