TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar tiga puluh anggota pengurus pusat Muhammadiyah yang akan melakukan demonstrasi menentang serangan Amerika Serikat (AS) ke Irak, dihadang aparat kepolisian, Jumat (21/3). Semula, mereka akan menuju kedutaan besar Irak di Jalan Teuku Umuar. Namun, mereka dihadang aparat keamanan, tepat di depan Sekretariat Yayasan Jantung Indonesia, yang juga terletak di Jalan Teuku Umar. Menurut Abdul Mukti, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, mereka hendak menyampaikan simpati dan duka cita kepada Duta Besar Irak atas jatuhnya korban penduduk sipil akibat serangan AS ke Irak, Kamis (20/3). Selama ini, kata Abdul, aksi unjuk rasa yang dilakukan untuk menentang serangan AS ditujukan kepada kedutaan besar AS. "Namun, sebaliknya dukungan dan simpati kepada rakyat Irak secara langsung belum pernah dilakukan," ujarnya . Rombongan yang membawa karangan bunga serta spanduk yang menuntut Presiden Amerika George W. Bush dikategorikan sebagai penjahat perang, sempat bernegosiasi dengan aparat keamanan. Para demonstran berdalih aksi mereka tidak dapat dikategorikan sebagai unjuk rasa, sesuai dengan surat pemberitahuan yang sudah disampaikan kepad apihak kepolisian. Namun, polisi yang menurunkan satu satuan setingkat kompi (SSK) mengatakan bahwa Jalan Teuku Umar masuk wilayah ring 1 sehingga tidak bisa dijadikan tempat akasi unjuk rasa dalam bentuk apapun. Sampai berita ini diturunkan para demonstran masih bertahan di depan kantor Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia di Jalan teuku Umar No. 10, Jakarta Pusat. Para demonstran hanya berduduk-duduk di trotoar menunggu hasil negosiasi antara pimpinannya dengan pihak kepolisian. Amal Ihsan - Tempo News Room
Berita terkait
Tahukah Anda, Ada 2 Personel Kepolisian di Timnas U-23 Indonesia yang Tengah Berlaga di Piala Asia U-23 2024?
8 menit lalu
Tahukah Anda, Ada 2 Personel Kepolisian di Timnas U-23 Indonesia yang Tengah Berlaga di Piala Asia U-23 2024?
Di jajaran pemain Timnas U-23 Indonesia yang tengah berlaga di Piala Asia U-23 2024 ada dua personel kepolisian: Muhammad Ferarri dan Daffa Fasya.