Pengesahan Anggaran Jakarta 2016 Dipastikan Molor Dua Bulan

Reporter

Minggu, 29 November 2015 18:11 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghadiri rapat paripurna tanggapan DPRD terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur di Gedung DPRD, Jakarta, 23 April 2105. DPRD DKI Jakarta memberikan rapor merah atas kinerja buruk yang dijalankan oleh Ahok pada periode 2014 dengan menghasilkan 10 penilaian dan lima rekomendasi. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta -Koalisi Peduli Anggaran Jakarta memastikan pengesahan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2016 molor. Karena hingga November ini eksekutif dan legislatif belum selesai membahas anggaran Jakarta. "Dipastikan molor sampai dua bulan ke depan," ucap Syamsuddin Alimsyah, inisiator koalisi saat dihubungi, Ahad, 29 November 2015.


Menurut Ketua Komite Pemantau Legislatif ini, seharusnya pengesahan dari RAPBD menjadi APBD dilakukan besok melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Jadwal pengesahan itu sudah termaktub dalam Peraturan Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2016.


Bukannya mengesahkan anggaran, agenda besok justru baru penandatanganan kesepahaman antara DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah, yang dipimpin Sekretaris Daerah tentang Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara 2016. KUA-PPAS merupakan anggaran daerah yang masih umum, belum merinci sampai ke program kegiatan.


Berdasarkan PP 52/2015, pendatangan kesepahaman KUA-PPAS seharusnya dilakukan pada Juli lalu, bukan besok. Menurut Syamsuddin, molornya penandatanganan KUA-PPAS karena TAPD baru menyerahkannya pada Agustus lalu. "Gimana mau bahas tanda tangan kalau diserahkannya saja telat," kata Syamsuddin.


Efek keterlambatan TAPD menyerahkan KUA-PPAS berdampak terhadap pengesahan anggaran Jakarta 2016. Selain telat, menurut Syamsuddin, faktor lain yang membuat pengesehan anggaran Jakarta 2016 molor yakni karena DPRD tak serius membahasnya. "Oktober baru mereka serius membahas," ucap Syamsuddin.


Advertising
Advertising

Begitu Dewan dan TAPD selesai membahas KUA-PPAS, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengoreksi dan mencoret beberapa anggaran demi efisiensi. Menurut Symasuddin, apa yang dikerjakan Ahok itu juga yang memperlambat pengesahan anggaran. "Ini bukti komunikasi antara legislatif dan eksekutif tidak jalan," katanya. "Ahok tidak percaya sama anak buahnya."


Karena dipastikan pengesahan anggaran 2016 molor, maka Gubernur, Wakil Gubernur, dan Pimpinan DPRD bakal terkena sanksi dari Kementerian Dalam Negeri. Sanksinya yaitu mereka tidak digaji selama enam bulan, seperti yang terjadi dalam penyusunan anggaran 2015. "Tipologinya mirip penyusunan anggaran tahun ini," kata Syamsuddin.


Syamsuddin mengatakan pemerintah Jakarta bisa saja mengesahkan anggaran2016 lebih cepat agar tidak terkena sanksi. Namun jika dipercepat, kualitas anggarannya buruk karena pemerintah tidak membahas sampai detail sampai ke tingkat satuan tiga--kegiatan per kegiatan. "Kalau seperti itu masyarakat yang dirugikan."


ERWAN HERMAWAN

Berita terkait

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

5 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

21 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

29 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

37 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

40 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

45 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

52 hari lalu

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

54 hari lalu

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya