Banyak Bangkai Ikan di Ancol, Pengunjung Tak Peduli

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Selasa, 1 Desember 2015 11:08 WIB

Beberapa petugas membersihkan bangkai ribuan ikan yang mati di Pantai Ancol, Jakarta, 30 November 2015. Kematian ribuan ikan tersebut diduga akibat pencemaran limbah industri yang ada di sepanjang pantai utara laut Jakarta. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Bau menyengat tercium di kawasan Pantai Ancol. Namun segelintir pengunjung pantai yang bermain air dan duduk di atas pasir tampak tidak terganggu dengan bau menyengat tersebut.

Seorang petugas di loket Ancol, Dedi, mengatakan bau amis yang diciumnya sore itu tidak seberapa. "Hari Minggu kemarin, baunya tercium sampai ke gerbang masuk kalau ada angin," katanya di Ancol pada Senin, 30 November 2015. Hari ini, bau amis hanya tercium di daerah sekitar pantai.

Ikan-ikan yang mati di Pantai Ancol menyebabkan bau amis. Kusmanto, seorang petugas kebersihan Pantai Ancol, mengatakan bangkai ikan memenuhi pinggir pantai sejak Sabtu, 28 November 2015. "Sekarang sisa ikan-ikan kecilnya," ujarnya saat membersihkan ikan di sisi pantai dekat makam Belanda. Ia memasukkan ikan ke dalam sebuah plastik hitam besar. Plastik sudah terisi penuh dan dihinggapi banyak lalat.

Kusmanto mengaku tidak biasanya terjadi peristiwa seperti itu. "Kecuali waktu pergantian musim panas ke hujan, memang suka banyak yang mati," tuturnya. Selain itu, ia mengatakan, sejak Sabtu hingga Senin, air laut berubah warna. "Biasanya bening, pasirnya kelihatan. Ini keruh."

Tak hanya Kusmanto yang sibuk mengumpulkan ikan mati. Seorang pengunjung, Rendi, terlihat menjinjing satu plastik kecil berisi beberapa jenis ikan. Remaja 18 tahun tersebut bermaksud memasak ikan-ikan tersebut. "Sebagian ikan yang di pinggir pantai, sebagian saya ambil sendiri," ucapnya.

Kusmanto, yang mendengarnya, melarang Rendi mengkonsumsi bangkai ikan tersebut. "Saya aja enggak berani makan ikan yang tiba-tiba mati," katanya. Di plastik kecil Rendi, ada sisa ikan lele dan kepiting yang masih bergerak. Ia tetap membawa ikannya pergi.

Menurut Kusmanto, bukan hanya wilayah yang sedang ia bersihkan terdapat ikan mati. "Di tempat pemandian juga banyak ikan yang mati," ujarnya. Namun bangkai ikan di lokasi di mana pengunjung bisa berenang tersebut sudah dibersihkan sejak hari Sabtu.

Berdasarkan pantauan Tempo, minat pengunjung masih tinggi untuk berenang di Pantai Ancol. Ehatri Suci, seorang pemuda dari Bekasi, mengaku sudah bermain air di pantai sejak siang hari. "Saya enggak tahu kalau ada ikan-ikan yang mati disini. Pantas bau amis," tuturnya.

Dua pengunjung lain pun mengaku tidak tahu bahwa ikan di Pantai Ancol banyak ditemukan mati. Rantika, warga Bandung, mengatakan sore itu anaknya berenang di Pantai Ancol. "Saya kira memang di Ancol baunya amis begini," ucapnya. Maya Sahertian, yang anaknya juga berenang, mengaku tidak mengetahui kejadian itu. "Enggak tahu, ya. Tapi saya memang cium bau amis," katanya.

VINDRY FLORENTIN



Baca juga:
Penjara Dijaga Buaya: Kenapa Bandar Narkotik Tak Akan Takut?
Beredar Rekaman Percakapan Calo Freeport, Jokowi Terseret?


Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Akan Tunjukkan Langkah Mengatasi Pencemaran Danau Toba di World Water Forum Bali

23 jam lalu

Indonesia Akan Tunjukkan Langkah Mengatasi Pencemaran Danau Toba di World Water Forum Bali

Pembangunan jaringan IPAL bertujuan untuk mencegah pencemaran perairan Danau Toba.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

23 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

29 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

59 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.

Baca Selengkapnya

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.

Baca Selengkapnya

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.

Baca Selengkapnya