Komunitas SGRC-UI Mengaku Menerima Teror  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Senin, 25 Januari 2016 10:00 WIB

Logo SGRC UI. Twitter.com

TEMPO.CO, Depok - Komunitas Support Group and Research Center on Sexuality Study Universitas Indonesia mengaku sudah tidak nyaman dengan tudingan bahwa mereka komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Koordinator fasilitas dan keuangan SGRC-UI, Nadya Karima Melati, mengaku anggota SGRC-UI telah mendapatkan intimidasi dan teror. Teror tersebut dilakukan pihak yang tidak senang dengan mereka di media sosial, keluarga, dan lingkungan. "Sampai pengusiran pun dialami anggota kami," ucapnya.

Dia mulai risih komunitasnya dianggap lebih mengancam daripada narkoba dan terorisme. "Padahal kami cuma komunitas yang memberikan layanan pengetahuan dan gender remaja," ujar Karima lewat akun media sosial-nya, Minggu, 24 Januari 2015.

Menurut dia, tuduhan bahwa pendiri SGRC-UI adalah gay merupakan fitnah yang tak mendasar. Soalnya, pendiri SGRC-UI adalah perempuan. Bahkan dia merupakan salah seorang pendiri komunitas tersebut.

Ahli antropologi dari UI, Irwan M. Hidayana, menganggap fenomena penolakan kejadian seperti ini, terutama yang menyangkut LGBT, memang sering terjadi. Hal ini bisa disebut sebagai kepanikan moral, di mana ada sebagian orang yang merasa terganggu eksistensinya. "Biasanya memang seperti ini ketika yang minoritas muncul. Ini hanya kepanikan moral saja dan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat," ujarnya.

Dia menuturkan keberadaan SGRC-UI merupakan hal wajar dalam lingkungan kampus. Menurut dia, SGRC-UI menjadi wadah untuk diskusi dan membuat pelatihan hal yang berkaitan dengan isu seksualitas. "SGRC-UI merupakan realitas sosial yang memang terjadi di masyarakat," katanya.

Ia melihat SGRC-UI merupakan komunitas yang cukup aktif yang dibentuk mahasiswa UI. Bahkan Irwan mengaku punya empati terhadap kegiatan mahasiswa di SGRC-UI. "Kalau memang dari kalangan mereka ada disorientasi seksual, memang ada apa? Mereka membantu mendiskusikannya," ucapnya.

Menurut dia, setiap orang mempunyai hak menentukan seksualitas mereka sendiri. Memang, ujar dia, sebagian orang ada yang menolak, menerima, dan tak acuh. "Saya yakin tidak semua warga UI menolak," tuturnya.

Bahkan tidak boleh ada larangan membentuk organisasi dan menyatakan pendapat. Apalagi mereka dari kalangan akademisi. Yang salah dalam masalah ini, kata dia, adalah aturan dalam penggunaan logo. "Universitas punya aturan sendiri untuk itu," ucapnya.

IMAM HAMDI




Berita terkait

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.

Baca Selengkapnya

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

14 April 2020

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

Jumlah tersebut terdiri atas 739 calon mahasiswa program Vokasi, 640 program Sarjana Kelas Paralel, dan 257 program Sarjana Kelas Internasional.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

8 April 2020

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

Setelah SNMPTN 2020, ada jalur penerimaan lain yang dibuka yakni SBMPTN dan SIMAK UI. Proses seleksi ikut dipengaruhi wabah COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

7 April 2020

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

COVENT-20 mudah dioperasikan dan aman bagi PDP atau pasien positif COVID-19 untuk perjalanan dari rumah atau ruangan observasi ke ruangan isolasi.

Baca Selengkapnya