Halaman yang tergenang air di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta, 7 Februari 2016. Meskipun halaman vihara digenangi banjir, warga keturunan tetap bersembahyang jelang pergantian Tahun Baru Imlek 2567. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Gubenur DKI Basuki Tjahaja Purnama khawatir hujan yang datang terus-menerus ditambah pasang air laut membuat Jakarta akan tenggelam. "Paling bahaya kalau hujan seharian, air laut kan pasang kalau pasang 2 meter lebih. Yaa.. jadi mangkoklah Jakarta pasti tenggelam," ujar Ahok kepada wartawan, 15 Februari 2016.
Basuki, yang akrab disapa Ahok, mengatakan tahun ini pemerintah DKI baru mulai bangun tanggul. Ahok bangun tanggul dari Cilincing-Tanjung Priuk, lalu seluruh pasar ikan di Muara Baru juga akan dibangun tanggul.
Ahok mengatakan banjir dan genangan terus akan terjadi di Jakarta. "Saya sudah katakan Selatan dan Timur pasti meluap karena hampir semua sungainya diduduki warga," ujar Ahok.
Dia mengambil contoh di Cijantung, Lebak Sawah yang rumahnya jebol karena sebagian bangunan rumah ada di atas sungai. "Coba kalau plong, pasti air sungai tidak akan mengikis dinding," ujar Ahok.
Ahok telah menghimbau penduduk wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan agar tidak membuat permukiman padat di atas sungai. "Saking padatnya, masuk alat berat saja susah," ujarnya.
Dia menambahkan jika di wilayah Utara dan Tengah sudah selesai penangananya. "Kalau utara- tengah semua ini sudah beres, hujannya berhenti pasti surut. Karena posisi Selatan kan di atas, buang airnya ke utara," ujarnya.
