TEMPO Interaktif, Jakarta:Tiga sungai yang menjadi pemasok sumber air baku PDAM Tirta Kahuripan, Kabupaten Bogor, masih kering. Padahal sepekan terakhir kawasan itu sudah mulai diguyur hujan. Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan, Ina Gustina, mengatakan gangguan air berasal dari Kecamatan Leuwiliang, Jonggol, dan Parung Panjang. Tiga sungai yang menjadi pemasok air bersih mengalir di tempat itu, yakni Sungai Cipamingkis, Sungai Cimanceuri, dan Sungai Citeureup. “Untuk menanggulangi kebutuhan air bersih disana, PDAM Kabupaten Bogor telah mengirim beberapa mobil tangki air per harinya yang dibagikan gratis,” ujar Ina. Upaya lain adalah membuat penangkap air baku dengan cara membendung sungai sementara. Keringnya sungai di Leuwiliang disebabkan kerusakan bendungan air irigasi Sungai Citeureup. Sedangkan Sungai Cimanceuri dan Citeureup kering karena kondisi alam. Saat ini total kapasitas air terpasang yang dimiliki PDAM Tirta Kahuripan sebesar 2.078 liter per detik. Mereka memiliki 12 instalasi pengolahan air permukaan (sungai) dan mampu mengaliri air 1.1180 liter per detik. Air bersih juga diperoleh dari sembilan mata air yang mampu menghasilkan 781 liter per detik. Selain itu ada 13 sumur bor berkapasitas 117 liter per detik. Semua air yang dikelola PDAM untuk memenuhi sebanyak 102.523 sambungan pelanggan yang tersebar di Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea, Cisarua, Cijeruk, Caringin, Citeureup, dan sebagian Kota Depok. Meskipun daerah Bogor sudah diguyur hujan, menurut Ina, air permukaan hanya mampu bertahan sepekan mendatang. Jika hujan tidak turun lagi, kekeringan akan menimpa warga di tiga kecamatan tersebut. “Saya menganjurkan sebaiknya warga tetap menghemat air, jika nanti kekurangan air bersih lagi, segera hubungi kami,” Ina menyarankan. Ia berjanji akan mengirim air ke daerah yang membutuhkan, karena selama lebaran PDAM Tirta Kahuripan menyiapkan petugas jaga teknis dan non teknis. DEFFAN PURNAMA