Tentara Buru Provokator, Warga Rumpin Ketakutan

Reporter

Editor

Selasa, 23 Januari 2007 22:01 WIB

TEMPO Interaktif, Bogor:Buntut penyerangan ratusan warga terhadap proyek pembangunan Water Training, milik TNI Angkatan Udara, di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, enam warga yang diduga sebagai provoktor diamankan di Polsek Rumpin. Warga sendiri merasa ketakutan dan tidak berani ke luar rumah. Suasana desa pun terlihat lengang, Selasa (23/1).Bentrokan antara warga dan anggota TNI terjadi Senin (22/1) petang. Tiga warga terluka dan di rawat di RS Islam Sobirin, Serpong, Tangerang. Sedangkan seorang perwira TNI yang menderita luka pada bagian kepala dan beberapa giginya rontok di rawat di RS Atang Sanjaya. Menurut keterangan juru bicara TNI AU Atang Sanjaya, Bogor, Kapten Sus Ali Umri Lubis, anak buahnya hanya memberikan tembakan peringatan ke udara menggunakan peluru hampa. Tindakan itu dilakukan karena petugas terdesak. "Kami sudah menahan diri dan berusaha kondusif, tetapi warga terus menyerang kami,” kata dia. Bentrokan antara warga dengan anggota TNI AU berawal ketika traktor datang ke lokasi pembangunan Water Training (tempat latihan air), sekitar pukul 14.00 wib. Satu jam kemudian warga mulai berkumpul di dekat proyek itu, jumlahnya ratusan orang. Anggota TNI AU berjaga-jaga dengan dilengkapi senjata. Sekitar pukul 16.00 warga mulai merangsek ke lokasi proyek. Mereka menyerang petugas dengan batu. Seorang perwira giginya rontok terkena hantaman batu. Karena terdesak tentara akhirnya melepaskan tembakan peringatan. Warga lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Di lokasi bentrokan ditemukan puluhan bambu runcing, tombak, puluhan ketapel dan sejumlah batu. Sementara itu versi warga, bentrokan berawal saat kedatangan rombongan truk dan alat berat milik TNI AU ke lokasi Water Training. Mereka menolak pembangunan Water Training karena tanah tersebut dianggap masih milik warga. Mereka mendatangi lokasi proyek. Saat mereka menyampaikan aspirasi tiba-tiba ada yang melempar batu yang disusul suara tembakan. Warga pun berlari ketakutan. "Ada yang kena tembak, namanya Acep," ujar Hendri warga setempat. Malamnya, sekitar pukul 21.00, wib, sejumlah anggota TNI AU bersenjata lengkap mendatangi rumah warga. Orang yang dianggap vokal menentang proyek itu ditangkap dan dibawa. tindakan itu membuat warga ketakutan. Seorang warga bernama Daryanto turut dibawa petugas. Daryanto dikenal sebagai tokoh masyarakat. Menurut keluarganya, Daryanto baru ditemukan keesokan harinya dalam kondisi babak belur. Badannya dipenuhi lumpur. Deffan Purnama)

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

21 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

37 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

43 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya