TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebanyak 18.000 pucuk senjata api (senpi) dimiliki perorangan di Indonesia. Jenis senjata api sekitar 5.000 pucuk, gas atau hampa 3.000 pucuk dan terbanyak jenis peluru karet mencapai 11.000 pucuk. Semua senjata itu resmi dikeluarkan izin dari Markas Besar Kepolisian RI.Para pemilik senjata tersebut tergabung keanggotaannya dalam wadah Asosiasi Pemilik Senjata Bela Diri Indonesia (Apsindo). Demikian diungkapkan Ketua Umum Apsindo, Jenderal Purnawirawan Roesmanhadi dan Sekretaris Jenderal Febry C.Tetelepta di Mataram, Sabtu (21/4) malam dalam pelantikan kepengurusan perdana DPD Apsindo Nusa Tenggara Barat (NTB).Menurut Roesmanhadi, yang juga bekas Kepala Polri ini, kepemilikan senjata api telah meluas di 15 provinsi. Untuk mengorganisir para pemiliknya dalam wadah DPD Apsindo, minimal harus ada 20 orang. “Kini, yang sudah siap dibentuk sebanyak 12 daerah,” kata Roesmanhadi usai melantik Ketua Apsindo NTB, yakni Wakil Kepala Kepolisian Daerah NTB Komisaris Besar Lalu Suprapta dan Ketua Harian Henry Martin sebagai pengurus daerah pertama di Indonesia. Roesmanhadi mengatakan keberadaan Apsindo ini untuk membantu polisi membina dan mengawasi pemilik senjata api. Semua perpanjangan kepemilikan senjata harus melalui rekomendasi Apsindo, seperti yang diberlakukan di luar negeri. “Jangankan anggota Apsindo. Anggota Polri pun harus dibina,’’ ucapnya.Menurutnya, para pemilik senjata api harus menjadi anggota Apsindo agar bisa memperoleh pelatihan. Sebab, menurutnya banyak pemegang senjata api perorangan belum tahu tata cara penggunaannya yang benar dan tepat. Apsindo bisa mengetahui data hanya melalui keanggotaan. Kepemilikan pun diusulkan harus dicabut apabila dalam satu tahun pemiliknya tidak melakukan pembinaan dan pelatihan. Di NTB, jumlah pemilik senpi anggota yang tercatat sebanyak 109 orang yang memiliki 109 pucuk pistol peluru karet dan 24 pucuk pistol gas. Supriyantho Khafid
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
9 hari lalu
Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli
Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).