Djarot Tolak DPRD Minta Biaya ke Luar Negeri 3 Kali Lipat

Reporter

Larissa Huda

Editor

Ali Anwar

Selasa, 3 Oktober 2017 19:47 WIB

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, bersama wakil ketua KPK Saut Situmorang (kanan), memberikan keterangan kepada awak media seusai acara penandatanganan nota kesepahaman pajak dan retribusi bersama KPK, di gedung KPK, Jakarta, 25 September 2017.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan menolak permintaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, yang menginginkan biaya kunjungan anggota Dewan ke luar negeri dinaikkan hingga tiga kali lipat.

Alasannya, biaya kunjungan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.05/2010 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017.

"Patokannya itu sudah ada hitung-hitungannya, dan mereka (DPRD) minta nilainya kira-kira tiga kali lipat dari Kemenkeu. Ini yang diminta (DPRD) penyesuaiannya. Makanya, kalau berdasarkan dengan Kemenkeu itu, enggak cukup," ujarnya di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, 3 Oktober 2017.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan 33/PMK.02/2016, kata Djarot, jika DPRD masuk ke golongan B, biaya harian yang diterima setiap anggota Dewan ketika berkunjung ke Jerman, misalnya, sebesar US$ 415.

Jika dialihkan ke dalam kurs rupiah Rp 13.514, maka anggota dewan akan menerima sekitar Rp 5,6 juta per hari. “Namun angka tersebut dinilai terlalu kecil oleh anggota Dewan,” ucapnya. Jika permintaannya tiga kali lipat, uang harian setiap anggota Dewan Rp 16,8 juta.

Menurut Djarot, dia menolak kenaikan tiga kali lipat biaya kunjungan ke luar negeri lantaran akan memakan banyak biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Seandainya biaya yang dikeluarkan anggota Dewan saat kunjungan ke luar negeri tidak mencukupi, Djarot meminta mereka sedikit mengalah, misalnya menggunakan satu kamar hotel untuk 2-3 orang.

"Dia (DPRD) ada yang minta (satu kamar) sendiri dengan alasan perlu privasi. Saya bilang dan tanya, ‘Eh, eksekutif, kalian itu kalau ke luar negeri berdua atau sendiri?’ (Mereka jawab) berdua, kadang bertiga. Ini niatnya jalan-jalan atau kunjungan kerja?" tuturnya.

Setelah diberi penjelasan, kata Djarot, akhirnya anggota Dewan sepakat mengikuti peraturan Kementerian Keuangan. “Akhirnya mereka sepakat," katanya. Djarot mengatakan pemberian tunjangan tersebut masuk ke Peraturan Daerah tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan dan Anggota DPRD DKI.

Adapun detail dan mekanismenya masih digodok eksekutif dan legislatif dalam bentuk peraturan gubernur. “Namun pembahasan sempat tersendat karena anggota Dewan menyebutkan besaran yang diajukan Kemenkeu tidak cukup untuk biaya perjalanan,” ujarnya.

Apabila tujuan kunjungan ke luar negeri untuk bekerja, Djarot meminta anggota Dewan lebih mementingkan nilai substansinya. “Dengan begitu, anggaran daerah tidak akan terbuang sia-sia hanya karena untuk membiayai kunjungan luar negeri dengan nilai fantastis,” ucapnya.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Pegang HP saat Pidato, Jokowi Sindir Pejabat Suka ke Luar Negeri

16 Agustus 2019

Pegang HP saat Pidato, Jokowi Sindir Pejabat Suka ke Luar Negeri

Jokowi menyindir para pejabat yang suka studi banding ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Fraksi Golkar Setuju Anggaran Kunjungan Luar Negeri DPR Dinaikkan  

30 Agustus 2017

Fraksi Golkar Setuju Anggaran Kunjungan Luar Negeri DPR Dinaikkan  

Ketua Fraksi Partai Golkar Robert Joppy Kardinal mengatakan Golkar setuju anggaran kunjungan luar negeri DPR dinaikkan.

Baca Selengkapnya

BURT DPR Akan ke Jerman, Berikut Tujuan dan Perkiraan Biayanya  

30 Agustus 2017

BURT DPR Akan ke Jerman, Berikut Tujuan dan Perkiraan Biayanya  

BURT DPR akan melakukan lawatan ke Jerman pada 25 September hingga 2 Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

DPR Anggarkan Kunjungan Luar Negeri Rp 343,5 Miliar pada 2018  

30 Agustus 2017

DPR Anggarkan Kunjungan Luar Negeri Rp 343,5 Miliar pada 2018  

DPR berencana menaikan anggaran kunjungan luar negeri dalam RAPBN 2018 hingga 70 persen dari anggaran 2017.

Baca Selengkapnya

Kritik Studi Banding Pansus RUU Terorisme ke Inggris dan Irlandia

25 April 2017

Kritik Studi Banding Pansus RUU Terorisme ke Inggris dan Irlandia

Ketua Pansus Revisi UU Terorisme Muhammad Syafii membantah jika perjalanan studi banding ke Inggris dan irlandia hanya jalan-jalan belaka.

Baca Selengkapnya

Legislator Akan ke Jerman-Meksiko, Fadli Zon: Ini Diplomasi

1 Maret 2017

Legislator Akan ke Jerman-Meksiko, Fadli Zon: Ini Diplomasi

"Saya kira enggak buang anggaran. Kan, memang sudah dianggarkan," kata Fadli Zon.

Baca Selengkapnya

Ketua DPR: Dua Komisi ke Luar Negeri tanpa Anggaran DPR

8 November 2016

Ketua DPR: Dua Komisi ke Luar Negeri tanpa Anggaran DPR

Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan kunjungan Komisi Kehutanan dan Komisi Lingkungan Hidup ke luar negeri tidak dibiayai dari anggaran dewan.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Bantah Minta Bantuan KJRI New York untuk Putrinya  

28 Juni 2016

Fadli Zon Bantah Minta Bantuan KJRI New York untuk Putrinya  

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menegaskan tak meminta apa pun untuk putrinya yang sedang berkunjung ke New York.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD Pelesir ke New York, Ini Daftar Nama Mereka

14 April 2016

Anggota DPRD Pelesir ke New York, Ini Daftar Nama Mereka

Anggota DPRD Jawa Timur mengaku tidak tahu mengapa New York harus menjadi lokasi studi banding.

Baca Selengkapnya

Gebrakan Ade Komaruddin, Masa Reses DPR Jadi 2 Minggu Saja  

18 Januari 2016

Gebrakan Ade Komaruddin, Masa Reses DPR Jadi 2 Minggu Saja  

Ketua DPR Ade Komaruddin menyatakan semua fraksi sepakat mengurangi durasi masa reses.

Baca Selengkapnya