Konsep Trotoar ala Anies, Bina Marga: Tak Semua Bagi Pejalan Kaki
Reporter
Larissa Huda
Editor
Untung Widyanto
Jumat, 10 November 2017 23:01 WIB
Jakarta -Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal belum bisa menjelaskan secara rinci rencana perombakan rancangan pembangunan trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin, Jakarta Pusat. Perombakan tersebut atas perintah dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin menjadikan trotoar sebagai tempat interaksi sosial, ekonomi, dan budaya.
Selain itu, Anies juga menolak rancangan lama yang akan melarang sepeda motor melintas di jalan protokol tersebut. Namun, Yusmada memastikan tidak akan membuat trotoar untuk lalu lintas sepeda motor. Meski begitu, bukan tidak mungkin lebar trotoar untuk pejalan kaki disesuaikan tidak mengacu pada rancangan Djarot Saiful Hidayat, gubernur sebelumnya, selebar 8-10 meter.
"Lebar 8-10 meter memang menjadi sasaran. (Tapi) kenapa harus 8 meter? Kenapa harus 10 meter? Yang penting trotoar itu pejalan kaki bebas," ujar Yusmada di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat, 10 November 2017.
Yusmada mengatakan trotoar yang dirancang nanti harus mampu mengakomodasi pergerakan dan kebutuhan pejalan kaki. Terlebih, di sepanjang jalan tersebut ada titik untuk masuk ke dalam stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Yusmada mengatakan tidak bisa mematok secara tetap bahwa lebar trotoar harus 8-10 meter. Pasalnya, kata dia, tidak semua trotoar bisa diperlebar karena menyesuaikan dengan kondisi jalan beraspal. Trotoar hanya akan diambil dari area di luar jalan beraspal. Sehingga, Dinas Bina Marga harus mempertahankan arus lalu lintasnya.
Artinya, kata Yusmada, bisa saja lebar trotoar itu 8 meter, 10 meter, atau bahkan 12 meter. Selain itu, ia menjelaskan tidak semua area sisa jalan beraspal digunakan untuk sepenuhnya pejalan kaki.
"Di sana ada trotoar, street furniture, seperti lampu, pohon, shelter (halte), tempat duduk, dan sebagainya," ujar Yusmada.
Setiap sisa ruang yang tidak digunakan untuk pejalan kaki juga akan disiapkan untuk fungsi lain yang bisa memenuhi kebutuhan pejalan kaki. Namun, Yusmada membantah rancangannya itu sama saja memberikan akses untuk pedagang kaki lima untuk berjualan.
"Yang saya bilang tadi, ada tempat pejalan kaki, jalur sepeda, ada tempat utilitas. Nah, ketika masih ada ruang di sekitar halte, misalnya, kenapa tidak dibuat food stall untuk beli voucher MRT nih," ujar Yusmada.
Untuk pembangunan trotoar ini, Pemprov DKI menargetkan sudah rampung sebelum Asian Games 2018 digelar. Menurut Yusmada, pembangunan fisik baru bisa dimulai pada Desember mendatang. Saat ini, pihaknya masih mematangkan rancangannya sesuai dengan usulan Gubernur Anies Baswedan.