Tokoh Betawi Kaget Ada Temuan Baru Soal Sosok Pribadi Si Pitung

Minggu, 26 November 2017 09:09 WIB

Warga melakukan selfie saat berkunjung untuk berlibir di Rumah Si pitung di kawasan Marunda, Jakarta Utara, 17 Juli 2015. Habiskan libur Lebaran, warga menyempatkan diri untuk mengunjungi cagar budaya Betawi tersebut. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh dan pemerhati budaya Betawi mempersoalkan temuan identitas baru ikon jawara Betawi, Si Pitung, yang diungkap dalam buku Pitung (Pituan Pitulung) karya Iwan Mahmoed Al Fattah.

“Yang kami ketahui, Pitung itu satu, kenapa (di buku menjadi) tujuh? Makanya kami pertanyakan,” kata Ketua Komunitas Betawi Kita Roni Adi Sikumbang dalam diskusi berjudul “Orang Betawi dan Cerita Si Pitung” di gedung Balai Latihan Kesenian, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 25 November 2017.

Baca: Kenapa Kampung Betawi Tergusur? Ini Penjelasan Arkeolog

Buku Pitung (Pituan Pitulung) dianggap kontroversial oleh tokoh masyarakat Betawi karena di dalam buku itu diceritakan bahwa Pitung adalah kelompok pejuang yang terdiri atas tujuh orang, bukan hanya seorang pendekar pejuang yang selama ini diyakini banyak orang. Pitung juga bukan nama orang, melainkan akronim dari nama kelompok tujuh orang tersebut, yakni pituan pitulung atau Pitung.

Iwan Mahmoed Al Fattah menerangkan, sumber sejarah tentang tujuh sosok Pitung itu diambil dari kitab Al Fatawi karya Datuk Meong Tuntu, yang disalin kembali oleh Kiai Ahmad Syari'i Mertakusuma pada 1910. Naskah berbahasa Arab-Melayu tersebut didapat oleh Iwan pada 2014.

"Di dalam kelompok itu memang ada yang paling menonjol, sehingga orang memahami bahwa Pitung itu cuma satu, yakni Radin Muhammad Ali Nitikusuma,” ujar Iwan.

Menanggapi buku tersebut, Ketua Dewan Pembina Redaksi Betawi Indonesia Nurjanah menganggap sumber yang dijadikan dasar sejarah oleh Iwan tidak cukup. Iwan juga tidak mewawancarai orang-orang yang masih mempunyai hubungan kerabat dengan Si Pitung versi masyarakat selama ini sebagai bahan pembanding.

“Kerabat Pitung tidak dilibatkan dalam proses pembuatan buku ini,” ucap Nurjanah.

Tokoh Betawi dari Komunitas Baca Betawi, Asep Setiawan, bahkan meragukan kebenaran naskah Al Fatawi yang digunakan Iwan. Asep khawatir kitab Al-Fatawi ini sama dengan naskah Wangsakerta dan Babad Indramayu yang sempat digunakan sebagai dasar sejarah tapi ternyata palsu. “Saya khawatir nasibnya akan sama seperti keduanya.”

Adapun Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Munawar Holil mengapresiasi buku Iwan karena dianggap sebagai sesuatu yang baru. Jika selama ini kebanyakan naskah yang digunakan sebagai dasar sejarah pahlawan Betawi Si Pitung berasal dari catatan orang Belanda atau orang Eropa Barat, Iwan membuatnya dari naskah orang Indonesia.

Di sisi lain, Munawar menyebut dibutuhkan penelitian tersendiri terhadap kitab Al Fatawi, baik secara filologi, kodikologi, maupun paleografinya. Menurut filolog dari Univesitas Indonesia itu, penting adanya sumber lain dalam menulis sejarah Betawi serta sikap kritis terhadap sumber-sumber itu. “Tidak bisa hanya bersandar dari satu sumber,” tutur Munawar.

Berita terkait

Komunitas Seni dan Budaya UI Ajak Kerja Sama Pendiri Lenong Rumpi

18 hari lalu

Komunitas Seni dan Budaya UI Ajak Kerja Sama Pendiri Lenong Rumpi

Komunitas di bawah kelompok kerja seni dan budaya ILUNI FIB UI itu menyiapkan program kejutan untuk memajukan pariwisata Jakarta.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta Hari Ini

35 hari lalu

Serba-serbi Perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta Hari Ini

Gereja Katedral Jakarta mempersiapkan perayaan Tri Hari Suci Paskah dengan dekorasi ruangan yang mengusung adat Betawi dan Dayak.

Baca Selengkapnya

Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

49 hari lalu

Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

Penguatan terhadap suku Betawi dan asetnya bisa diformulasikan untuk mencari kekhususan pada RUU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

22 Februari 2024

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

Budaya Betawi disebut terpinggirkan pada masa Orde Lama dan Baru sebab pemerintahnya cenderung menonjolkan keberagaman etnis, bukan budaya lokal.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Naikkan Tarif Sewa Gedung Pertunjukan, Musisi Betawi: Seniman Dapat Apa?

15 Januari 2024

Pemprov DKI Naikkan Tarif Sewa Gedung Pertunjukan, Musisi Betawi: Seniman Dapat Apa?

Musisi Betawi Muhammad Amrullah alias Kojek merespons soal kebijakan Pemprov DKI menaikkan tarif sewa gedung pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Pantun Jawara Betawi Saat Timnas AMIN Gelar Gelar Training of Trainer Relawan

27 Desember 2023

Pantun Jawara Betawi Saat Timnas AMIN Gelar Gelar Training of Trainer Relawan

Jawara Betawi meramaikan acara ToT atau Training of Trainer Relawan Timnas AMIN di Jagakarsa.

Baca Selengkapnya

Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

24 Desember 2023

Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta memamerkan Wayang Natal Nusantara dengan motif Betawi dan Batak yang dipajang di Plaza Maria

Baca Selengkapnya

Asal-Usul Ayam Gohyong, Kuliner Akulturasi dari Tionghoa dan Betawi

24 Desember 2023

Asal-Usul Ayam Gohyong, Kuliner Akulturasi dari Tionghoa dan Betawi

Ayam Gohyong saat ini sedang populer di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Nilai Orang Betawi Belum Dapat Keadilan di Politik Jakarta

10 Desember 2023

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Nilai Orang Betawi Belum Dapat Keadilan di Politik Jakarta

Gubernur ditunjuk presiden dalam RUU DKJ dinilai memberi peluang lebih besar terpilihnya orang Betawi sebagai pemimpin Jakarta

Baca Selengkapnya

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Ingin Jakarta Dipimpin Orang Betawi

10 Desember 2023

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Ingin Jakarta Dipimpin Orang Betawi

Ketua Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi Zainuddin atau Haji Oding merupakan orang yang mengusulkan gubernur ditunjuk presiden dalam RUU DKJ

Baca Selengkapnya