Tokoh Betawi Tunjukan Kekeliruan Buku Pitung Versi Iwan Mahmoed

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Suseno

Senin, 27 November 2017 09:19 WIB

Bagunan yang dikenal dengan nama `Rumah Pitung` di kawasan Marunda, Jakarta Utara, 19 Juli 2015. Bangunan tersebut dijadikan sebagai salah satu bangunan Cagar Budaya yang harus dilindungi. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Tempo.co, Jakarta - Buku Pitung (Pituan Pitulung) karya Iwan Mahmoed Al Fattah menjadi kontroversi dikalangan tokoh pemerhati budaya Betawi. Sebab dalam bukunya, Iwan memunculkan Pitung itu bukan tokoh tunggal melainkan satu kelompok yang terdiri dari tujuh orang.

"Di dalam kelompok itu memang ada yang paling menonjol, sehingga orang memahami bahwa Pitung itu cuma satu, yakni Radin Muhammad Ali Nitikusuma,” ujar Iwan, dalam diskusi berjudul “Orang Betawi dan Cerita Si Pitung” di gedung Balai Latihan Kesenian, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 25 November 2017.

Menurut Iwan, sumber yang digunakan untuk membuat buku itu adalah kitab Al Fatawi karya Datuk Meong Tuntu, yang disalin kembali oleh Kiai Ahmad Syari'i Mertakusuma pada 1910. Naskah berbahasa Arab-Melayu tersebut didapatnya pada tahun 2014. “Untuk mengumpulkan bahan dan penelitian tentang isi kitab Al Fatawi, sekitar 3 tahun,” kata Iwan.

Baca: Makna Tersirat Deklarasi Jokowi di Rumah Pitung

Sejumlah tokoh dan pemerhati budaya Betawi meragukan tesis Iwan tentang tokoh Pitung yang terdiri dari tujuh orang itu. Diantaranya adalah pendiri Komunitas Betawi Kita, G.J. Nawi. Ia menilai Iwan menggunakan informasi yang tidak valid untuk penyusunan bukunya.

Nawi mengatakan, dalam bukunya Iwan menuliskan, Pitung disebut melawan Korps Marechaussee te Voet atau Marsose pada tahun 1893. Padahal berdasarkan catatan Gouvernement Besluit Nomor 19 tanggal 5 Oktober 1916, Marsose baru ditempatkan di Pulau Jawa pada 916. “Divisi barat ditempatkan di Meester Cornelis, Bekasi dan Tjabang Bungin (Cikarang) sedangkan divisi timur ada di Lamongan dan Lawang,” kata Nawi.

Selain itu, istilah Pitung yang di pakai Iwan untuk merujuk pada numeral tujuh (pituan) atau pitu dalam bahasa Jawa pesisir yakni Cirebon dan Banten, dianggap janggal. Sebab dalam masyarakat Jawa pesisir, setiap bilangan angka selalu diikuti dengan ligatur atau pengait “ng” antara numeral dan nomina. “Kata yang tepat dalam kelaziman bahasa Jawa menggunakan ligatur Ng terkait numeral Pitu misalnya Pitung Wong atau Tujuh Orang. Kata Pitung enggak bisa berdiri sendiri,” ujar Nawi

Nawi menyayangkan sikap Iwan selaku penulis yang alergi terhadap sumber lain, khususnya naskah-naskah dari Belanda. Menurut Nawi, dalam harian Bataviaasch Nieuwsblad dan De Locomotief banyak informasi tentang “Si Pitung” yang sama sekali tidak digunakan. “Padahal didalamnya ada Ernest Douwes Dekker alias Danudirja Setiabudi yang juga sudah diangkat jadi Pahlawan Nasional,” ujar Nawi.

Baca: Kenapa Kampung Betawi Tergusur? Ini Penjelasan Arkeolog

Kritikan terhadap buku Iwan juga datang dari Rachmad Sadeli, pendiri Pustaka Betawi. Salah satu informasi yang dia sorot adalah tentang M.H. Thamrin yang disebut pendiri Perkumpulan Kaum Betawi. Padahal, berdasarkan literaur yang dibaca Rachmad, Thamrin tidak pernah mendirikan perkumpulan tersebut. “Saya tidak pernah mengetahui tentang itu,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Dalam teknis pernaskahan, Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Munawar Holil juga menemukan kekeliruan dalam buku Iwan. Contohnya, Iwan menyebut aksara Arab Pegon untuk menyebut aksara Jawi. “Padahal istilah-istilah itu sangat penting dan mendasar,” kata Munawar yang juga seoarang filolog dari Universitas Indonesia.

Ketua Komunitas Betawi Kita, Roni Adi Sikumbang juga menemukan kesalahan dalam silsilah Pitung yang ditulis Iwan. Sebab Iwan menyebut tokoh Pitung bersentuhan dengan Arya Jipang atau Arya Penangsang. “Dalam sejarah kerajaan Jawa, khususnya era Kerajaan Demak, tidak pernah disebutkan Arya Jipang atau Arya Penangsang diutus sampai ke Jayakarta,” katanya.

Berita terkait

Komunitas Seni dan Budaya UI Ajak Kerja Sama Pendiri Lenong Rumpi

16 hari lalu

Komunitas Seni dan Budaya UI Ajak Kerja Sama Pendiri Lenong Rumpi

Komunitas di bawah kelompok kerja seni dan budaya ILUNI FIB UI itu menyiapkan program kejutan untuk memajukan pariwisata Jakarta.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta Hari Ini

34 hari lalu

Serba-serbi Perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta Hari Ini

Gereja Katedral Jakarta mempersiapkan perayaan Tri Hari Suci Paskah dengan dekorasi ruangan yang mengusung adat Betawi dan Dayak.

Baca Selengkapnya

Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

47 hari lalu

Pembahasan RUU DKJ, DPR dan DPD Usulkan Keterlibatan Orang Betawi di Pilkada Jakarta

Penguatan terhadap suku Betawi dan asetnya bisa diformulasikan untuk mencari kekhususan pada RUU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

22 Februari 2024

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

Budaya Betawi disebut terpinggirkan pada masa Orde Lama dan Baru sebab pemerintahnya cenderung menonjolkan keberagaman etnis, bukan budaya lokal.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Naikkan Tarif Sewa Gedung Pertunjukan, Musisi Betawi: Seniman Dapat Apa?

15 Januari 2024

Pemprov DKI Naikkan Tarif Sewa Gedung Pertunjukan, Musisi Betawi: Seniman Dapat Apa?

Musisi Betawi Muhammad Amrullah alias Kojek merespons soal kebijakan Pemprov DKI menaikkan tarif sewa gedung pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Pantun Jawara Betawi Saat Timnas AMIN Gelar Gelar Training of Trainer Relawan

27 Desember 2023

Pantun Jawara Betawi Saat Timnas AMIN Gelar Gelar Training of Trainer Relawan

Jawara Betawi meramaikan acara ToT atau Training of Trainer Relawan Timnas AMIN di Jagakarsa.

Baca Selengkapnya

Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

24 Desember 2023

Wayang Natal Motif Betawi-Dayak Jadi Ikon di Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta memamerkan Wayang Natal Nusantara dengan motif Betawi dan Batak yang dipajang di Plaza Maria

Baca Selengkapnya

Asal-Usul Ayam Gohyong, Kuliner Akulturasi dari Tionghoa dan Betawi

24 Desember 2023

Asal-Usul Ayam Gohyong, Kuliner Akulturasi dari Tionghoa dan Betawi

Ayam Gohyong saat ini sedang populer di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Nilai Orang Betawi Belum Dapat Keadilan di Politik Jakarta

10 Desember 2023

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Nilai Orang Betawi Belum Dapat Keadilan di Politik Jakarta

Gubernur ditunjuk presiden dalam RUU DKJ dinilai memberi peluang lebih besar terpilihnya orang Betawi sebagai pemimpin Jakarta

Baca Selengkapnya

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Ingin Jakarta Dipimpin Orang Betawi

10 Desember 2023

Pengusul Gubernur Ditunjuk Presiden Ingin Jakarta Dipimpin Orang Betawi

Ketua Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi Zainuddin atau Haji Oding merupakan orang yang mengusulkan gubernur ditunjuk presiden dalam RUU DKJ

Baca Selengkapnya