Awas Wabah Difteri: RSUD Tangerang Rawat 30 Pasien, 2 Meninggal

Selasa, 5 Desember 2017 22:58 WIB

Difteri Masih Bercokol di Ibu Kota

TEMPO.CO, Tangerang -Sepanjang Agustus-November 2017, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang telah merawat 30 pasien difteri dan dua diantaranya meninggal dunia.

"Pasien meninggal dari Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang satu dari Desa Rawa Rengas dan satu dari Rawa Jati," ujar Kepala Bagian Humas RSUD Kabupaten Tangerang Ade Yudi Firmansyah kepada Tempo, Selasa 5 Desember 2017.

Dua pasien meninggal, kata Ade, terjadi pada akhir Oktober lalu. Ade mengatakan 30 pasien tersebut dirawat di ruang isolasi khusus RSUD Kabupaten Tangerang. Dari 30 pasien itu, kata dia, sebagian besar sudah membaik dan diperbolehkan pulang." Saat ini yang masih dirawat sebanyak 8 pasien," katanya.
Baca : Heboh Difteri, Kenali 5 Gejalanya

Ade mengatakan RSUD Kabupaten Tangerang telah menjadi ruang sakit rujukan difteri untuk wilayah Provinsi Banten. Oleh karena itu, kata dia, pasien bukan hanya dari wilayah Kabupaten Tangerang saja, tapi ada juga datang dari Serang, Pandeglang, Lebak." Kami juga merawat pasien dari Jakarta dan Depok," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desriana tidak menanggapi pesan pendek dan telepon ketika Tempo mencoba mengkonfirmasi terkait wabah Difteri yang menewaskan warga Kabupaten Tangerang tersebut.

Kementerian Kesehatan menyebutkan, dalam kurun Oktober-November 2017, ada 11 provinsi yang melaporkan kejadian luar biasa difteri.

Infografis: Peta Sebaran Difteri, Kasus dan Kematian pada 2017

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengimbau masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker bila sedang batuk, serta segera berobat ke pelayanan kesehatan terdekat jika ada anggota keluarga yang mengalami demam disertai nyeri menelan, terutama jika didapatkan selaput putih keabu-abuan di tenggorokan.

“Masyarakat perlu mendukung dan bersikap kooperatif jika di tempat tinggalnya diadakan ORI (outbreak response immunization) oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat,” katanya dalam keterangan pers.

Difteri merupakan penyakit yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan kuman Corynebacterium diptheriae. Berikut ini beberapa gejala difteri yang perlu diwaspadai.
1. Demam yang tidak begitu tinggi, sekitar 38 derajat Celsius.
2. Muncul pseudomembran atau selaput di tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan.
3. Sakit waktu menelan.
4. Kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.
5. Ada kalanya disertai dengan sesak napas dan suara mengorok.

English version: 3 Diphtheria Vaccines and Importance of Immunization

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

48 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya