Ini Penyebab Kabupaten Tangerang Ditetapkan KLB Difteri

Kamis, 7 Desember 2017 17:36 WIB

Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin Difteri di PAUD Yasmin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember, Jawa Timur, Senin (12/11). ANTARA/Seno S.

TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti mengatakan penyebab kasus difteri di wilayahnya sangat tinggi adalah penderita belum pernah mendapat imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap. Hingga saat ini penderita difteri di Kabupaten Tangerang mencapai yaitu 23 orang, empat di antaranya meninggal.

"Penyebab difteri itu adalah kuman Corynebacterium diphtheria, kemungkinan besar penderita tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap," ujar Desiriana, Kamis 7 Desember 2017.

Wabah Difteri telah merebak di 9 desa dan 6 Kecamatan di Kabupaten Tangerang sejak April lalu. Dalam kurun waktu April-Desember tercatat 23 kasus. Empat penderita yang berusia 4-6 tahun meninggal. Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menyatakan KLB Difteri sejak akhir Oktober lalu.

Baca: Kasus Difteri Jabodetabek Disebut Terparah, Ini Kata Kadis DKI

Setelah penetapan status KLB, kata Desiriana, Dinas Kesehatan melakukan langkah preventif dalam menanggulangi dan mengantisipasi penularan penyakit menular ini, salah satunya adalah melakukan ORI (outbreak response immunization) untuk desa yang ada kasus Difteri." Semua masyarakat di desa yang ada kasus kita imunisasi tidak terbatas usia,"katanya.

Untuk itu, Desiriana menghimbau agar masyarakat mau melaksanakan imunisasi difteri terutama kepada anak-anak nya sesuai anjuran pemerintah."Karena sampai sekarang masih banyak masyarakat yang menolak imunisasi."

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

46 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya