Petugas melakukan pengisian avtur ke sebuah pesawat udara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 26 Januari 2016. Pertamina menyatakan stok avtur untuk melayani kebutuhan penerbangan di Indonesia sangat aman dengan rata-rata stok ketahanan berada diatas 24 hari. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Tangerang -Wakil Ketua Lahan PT Angkasa Pura II Kelik Haripurwanto optimis proses pembebasan lahan untuk pembangunan landasan pacu atau Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta bisa selesai pada September 2018 mendatang.
Optimisme ini, kata Kelik, berdasarkan antusiame warga yang mau dibayar sudah mencapai 80 persen. "Dari 2600 bidang 1.700 sudah masuk berkas. Tinggal melengkapi berkas untuk pembayaran," kata Kelik.
Menurut Kelik, 200 bidang tanah juga sudah dinilai dan masukan berkas. "Sisanya 600 bidang sedang penjadwalan musyawarah, karena separuhnya disinyalir ada masalah sengketa lahan. Tapi yang bermasalah ini tidak menganggu proses pembebasan lahan," kata Kelik.
Sampai saat ini proses pembayaran lahan kepada warga terus berjalan setiap pekannya. "Meski jumlah bidang yang dibayarkan tidak banyak," Kelik menambahkan.
Terkait anggaran, Kelik mengatakan, sudah disiapkan sejak tahun 2015 lalu. PT Angkasa Pura II mendapat suntikan dana dari melalui mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN), tahun 2015 sebesar Rp 2 triliun, 2016 sebesar Rp 2 Triliun. "Total 4 triliun," kata Kelik.
Namun, sampai saat ini baru Rp 650 milyar yang sudah dibayarkan. "AP II ditargetkan April mendatang kami akan membayarkan sisa Rp 2 triliun dari 2015 dan hingga September 2018 ditargetkan Rp 2 triliun yang 2016 selesai dibayarkan," demikian Kelik soal kesiapan lahan buat Runaway 3 Bandara Soekarno-Hatta.