Cari Bukti Konstruksi Tol Becakayu Melorot, Polri Cukur Besi Ulir

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Ali Anwar

Rabu, 21 Februari 2018 17:43 WIB

Tiang Girder Tol Bekasi-Cawang Kampung Melayu yang roboh di Jakarta, 20 Februari 2018. Kejadian terjadi pada pukul 03.00 WIB dan 7 orang pekerja luka tertimpa tiang Girder. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia terus mencari bukti kecelakaan proyek tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) dengan meneruskan olah tempat kejadian perkara.

"Untuk mendapatkan bukti-bukti, yang nantinya akan disita kepolisian," ujar Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Komisaris Besar Ulung Kanjaya di lokasi kejadian, Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Rabu, 21 Februari 2018.

Salah satu yang akan dicari, ujar Ulung, adalah thread bar atau besi ulir penahan cetakan kepala kolom. Besi itu bakal diuji kekuatannya, dan diperiksa apakah patah atau mengalami deformasi. Dari pengujian itu, ujar dia, nantinya bisa diketahui daya tahan terhadap beban coran yang diberikan. "Apakah mampu memegang beban coran, itu akan diuji.Juga kekuatan komposit keseluruhan."

Ulung menduga, terjadinya kecelakaan itu berkaitan dengan kekuatan pembesian di sana. "Kalau cukup kuat kan ini (thread bar) enggak akan melorot, nah itu yang menyebabkan corannya tumpah ke bawah," kata Ulung.

Saat ini, kata Ulung, yang akan dilakukan Puslabfor Polri adalah memotong besi-besi bekas rangka cetakan kontruksi tol Becakayu yang masih menjuntai di kolom itu. Besi-besi yang “dicukur” tersebut selanjutnya diperiksa. Lalu, untuk pengujian di laboratorium, menurut dia, memakan waktu paling cepat satu pekan.

Advertising
Advertising

Kecelakaan kerja itu terjadi pada Selasa dinihari, 20 Februari 2018. Saat itu, cetakan kepala kolom pada proyek Tol Becakayu di Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur, ambrol. Akibatnya, tujuh orang pekerja terluka.

Saat ini, enam pekerja koran melorotnya beso tol Becakayu telah dirawat di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, dan seorang dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Keenam korban yang ada di RS UKI Cawang tersebut yaitu Supri, 46 tahun, Kirpan (36), Sarmin (45), Rusman (35), Joni Arisman (40), dan Agus (17). Sedangkan korban yang di RS Polri Kramat Jati bernama Waldi (41).

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

8 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

9 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

21 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya