Besok Sidang Perdana PK Ahok, Poster Aksi 262 Tersebar di Medsos

Reporter

Caesar Akbar

Minggu, 25 Februari 2018 19:36 WIB

Pengadilan Negeri Jakarta Utara tempat sidang perdana peninjauan kembali kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat, 23 Februari 2018. Tempo/M Rosseno Aji

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah poster 'Aksi 262 Dukung Majelis Hakim Tolak PK Ahok' yang mengatas namakan dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 tersebar di media sosial dan grup-grup percakapan.

Poster undangan tersebut menyebutkan aksi akan dilakukan pada Senin, 26 Februari 2018, mulai pukul 08.00 WIB di gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara, bekas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"PK Ahok diterima, Ahok melenggang kuat jadi Cawapres," seperti dikutip dari tulisan di poster tersebut.

Di poster itu, tampak foto mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenakan pakaian kemeja biru dengan garis kotak-kotak berwarna merah-putih dan menggenggam mikrofon. Ada pula foto seseorang memegang tulisan, "Tegakkan Keadilan, Tolak PK Ahok," di kanan atas poster.

Simak: FUI Sebarkan Analisa Ahok Jadi Capres di Pilpres 2019

Anggota tim Advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Kapitra Ampera, membenarkan rencana aksi itu. "Ya, benar," ujar dia. Namun, dia belum menjelaskan berapa banyak massa aksi yang akan turun.

Sebelumnya, kelompok Persaudaraan Alumni 212 menyatakan akan hadir di pengadilan untuk menolak di sekitar lokasi sidang. Alasannya, mereka menduga sidang PK ini hanya permainan untuk membebaskan Ahok.

"Alumni 212 akan turun mengepung sidang PK Ahok," kata juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin, pada Jumat, 23 Februari 2018.

Novel enggan menyebut jumlah massa yang bakal ikut berunjuk rasa dalam sidang PK Ahok itu. Namun dia mengklaim, massa datang dari enam wilayah Jakarta dan luar Jakarta. "Kami prediksi dari Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, siap turun," kata Novel.

Adapun Pendiri Presidium Alumni 212 Faizal Assegaf mengatakan, ancaman pengerahan massa untuk mengepung Gedung Mahkamah Agung dan Pengadilan Jakarta Utara merespons PK Ahok tidak perlu dilakukan.

"Itu (rencana pengepungan) merupakan bentuk reaksi sporadis dan memalukan," kata Faizal melalui pernyataan tertulis hari ini, Ahad, 25 Februari.

Menurut dia, langkah Ahok mengajukan PK telah sesuai karena menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara secara damai dan bermartabat. "Lucu bila hal itu membuat kelompok pemarah terjebak bereaksi tanpa menggunakan akal sehat."

Jika ada pihak yang tidak setuju dengan langkah yang ditempuh Ahok, Faizal melanjutkan, sebaiknya gunakan pendekatan hukum. "Bukan menyiram provokasi berbau SARA dan terkesan 'bahalul'," katanya.

Itu sebabnya, untuk menghentikan kegaduhan ini, Faizal menilai perlu ada langkah dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk meredam kelompok pemarah. Dia pun menyebut, sebagai pihak yang dibela oleh kelompok anti Ahok sebaiknya Anies dan Prabowo menghentikan kegaduhan politik identitas tersebut.

Dia berharap tidak ada pihak yang mengais untung dengan mencuatnya gerakan anti Ahok sebab Pemilihan Gubernur DKI sudah selesai. "Sangat tidak terpuji bila sentimen politik kebencian kembali dihidupkan demi mendulang dukungan umat menjelang Pilpres 2019," ujar Faizal.

Berita terkait

Misteri 2 Nama Calon Gubernur di Pilkada Jakarta dari PDIP

1 hari lalu

Misteri 2 Nama Calon Gubernur di Pilkada Jakarta dari PDIP

Eriko PDIP mengungkap masih ada 2 nama lain yang masuk bursa calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa untuk Pilgub Jakarta dan Sumut dari PDIP, Bagaimana Peluangnya?

1 hari lalu

Ahok Masuk Bursa untuk Pilgub Jakarta dan Sumut dari PDIP, Bagaimana Peluangnya?

PDIP menyatakan bisa saja terjadi kejutan dalam bursa bakal calon Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

PDIP Siapkan 8 Nama di Pilkada Jakarta Ada Risma hingga Ahok: Berpeluang Muncul Kejutan

1 hari lalu

PDIP Siapkan 8 Nama di Pilkada Jakarta Ada Risma hingga Ahok: Berpeluang Muncul Kejutan

PDIP menyebutkan ada 8 nama seperti Tri Rismaharini hingga Basuki Tjhaja Purnama atau Ahok masuk ke dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Radar PDIP untuk Pilkada Sumut 2024, Lawan Bobby Nasution?

2 hari lalu

Ahok Masuk Radar PDIP untuk Pilkada Sumut 2024, Lawan Bobby Nasution?

PDIP mengatakan Ahok masuk radar untuk Pilkada Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Ingin Lanjutkan Program Ahok di Belitung Timur, Caleg Terpilih PDIP ini Akan Maju Jadi Cabup

2 hari lalu

Ingin Lanjutkan Program Ahok di Belitung Timur, Caleg Terpilih PDIP ini Akan Maju Jadi Cabup

Afa mengatakan keikutsertaannya dalam Pilkada Belitung Timur terinspirasi dan diklaim mendapat dukungan dari Ahok.

Baca Selengkapnya

Adik Ahok Fifi Lety Indra Siap Maju di Pilkada Belitung Timur 2024

3 hari lalu

Adik Ahok Fifi Lety Indra Siap Maju di Pilkada Belitung Timur 2024

Adik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Fifi Lety Indra menyatakan siap maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Belitung Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

3 hari lalu

Pilkada DKI, Deretan Nama-Nama Baru hingga Peluang Ridwan Kamil

Belakangan tersorot nama-nama baru, ada Dharma Pongrekun dan Haris Azhar

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

5 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

5 hari lalu

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

Ini aturan yang menghambat duet Ahok-Anies di Pilgub Jakarta

Baca Selengkapnya

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

6 hari lalu

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

Politikus PDIP menyebut Ahok dan Anies berasal dari akar rumput yang berbeda.

Baca Selengkapnya