Petugas mengangkut endapan lumpur bercampur sampah di Waduk Pluit, Jakarta, 15 September 2017. Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengangkat sampah seberat 90-220 ton per hari dari badan air di sungai, waduk, setu, dan danau di wilayah Ibu kota. ANTARA/Makna Zaezar
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan akan terus mengupayakan membersihkan waduk, danau, dan situ di Jakarta yang tercemar berat. Menurut Sandiaga, perlu ada pengolahan air limbah sebelum dibuang di sungai atau waduk.
"Kita akan pantau terus kondisi air kita di laboratorium dan diharapkan ada upaya khusus untuk melakukan waste water treatment dulu. Jadi sebelum air itu dibuang ke badan air, baik itu saluran maupun kanal, itu harus di-treat dulu," kata Sandiaga Uno di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2018.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan kondisi kualitas air situ atau waduk di Jakarta pada 2011-2017 masuk kategori tercemar berat sampai 57,75 persen, tercemar sedang 19 persen, tercemar ringan 21,25 persen, dan kategori baik 2,5 persen. Data tersebut diperoleh berdasarkan metode indeks pencemaran situ atau waduk.
Sandiaga Uno mengatakan dia mengharapkan ada investasi dari PAL Jaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan pipanisasi limbah yang saat ini hanya tiga persen. "Kita bisa tingkatkan secara signifikan dalam program jangka panjang sampai 2050," kata Sandiaga.
Sandiaga Uno mengatakan saat ini program pipanisasi limbah di DKI Jakarta sudah terbagi delapan zona. Program ini sudah didorong untuk memulai kegiatan. "Nanti saya terangkan, karena bersifat sangat teknis. Tapi Jakarta sudah terbagi zona per zona. Sudah ada dua zona yang akan dikerjakan secara simultan," ujarnya.