Cerita Pedagang dan Pelanggan Soal Penggusuran PKL Area Melawai
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Dwi Arjanto
Senin, 5 Maret 2018 19:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lokasi pedagang kaki lima (PKL) di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terlihat ramai pembeli. Pembeli tersebut kebanyakan merupakan pegawai kantor di sekitar kawasan PKL. Puluhan pedagang di Melawai terlihat asyik melayani para pembeli dan sesekali mengobrol dengan santai.
Dua orang pembeli yang merupakan karyawan PLN, Ari dan Kudus, mengaku cukup sering membeli kuliner PKL di kawasan tersebut karena letaknya dekat dari kantor. "Cukup sering makan di sini. Tapi enggak tiap hari, kadang makan di kantor juga sih," kata mereka seusai makan siang di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 5 Maret 2018.
Baca: PKL Melawai Blok M Direlokasi, Ini yang Disalahkan Sandiaga Uno
Lain lagi penuturan Rahman Soib, seorang pegawai yang sudah 30 tahun bekerja di PLN, menjelaskan para pedagang kaki lima tersebut telah berdagang di Melawai sejak 1980-an.
Rahman memilih menikmati makan siang di kawasan tersebut ketimbang di Blok M atau Blok S dengan alasan dekat dan murah. "Ini paling deket, kalau makan di Blok M atau Blok S lumayan jauh. Kalau makannya di sana nanti pas balik ke kantor lapar lagi," ujarnya.
Sedangkan Zulhanif, salah seorang pedagang asesori telepon seluler di kawasan Melawai, mengatakan telah berjualan di kawasan itu selama kurang-lebih 20 tahun sejak 1990-an. Saat ditanya mengenai rencana relokasi ataupun penggusuran yang akan dilakukan oleh pemerintah, dia mengaku tak setuju.
"Enggak setuju, tapi kan namanya peraturan pemerintah masak mau dilawan," tutur Zulhanif, yang kerap disapa Azul. Azul mengaku sampai saat ini belum ada sosialisasi yang dilakukan terkait dengan rencana relokasi. "Belum ada sih, untuk pelatihan OK-OC juga belum ada," ucap Azul lagi.
Tak hanya Azul, pedagang siomai Arip Syaripudin pun mengaku tak setuju dengan adanya relokasi tersebut. Sebab, hal itu akan berpengaruh terhadap penghasilannya. "Orang jualan kan ingin laku, kalau dipindahin gimana orang akan tau," ucap Arip lagi.
Simak juga: Sandiaga Uno Minta Pemilik Gedung Sekitar Melawai Tampung PKL
Arip, yang sudah berjualan di tempat itu sejak 1990-an, juga merasa keberatan dengan biaya sewa jika nanti akan direlokasi ke dalam gedung perkantoran di sekitar kawasan itu. Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ada sosialisasi perihal relokasi.
Parmin, seorang pedagang bakso paruh baya yang sudah berdagang sejak 1983, mengatakan belum mengetahui perihal relokasi yang akan dilakukan. "Dagang di sini udah lama banget, deket sekolah sama kantor. Kalo mereka libur ya enggak jualan," kata dia.
Para pelaku PKL tersebut berharap relokasi ataupun penggeseran yang akan dilakukan nantinya tak akan merugikan pedagang dan justru harus semakin memperbaiki kondisi taraf hidup mereka.