Anies Baswedan Canangkan Pembangunan Area Transit MRT Dukuh Atas
Reporter
Linda hairani
Editor
Untung Widyanto
Kamis, 29 Maret 2018 07:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan pembangunan kawasan transit terpadu Dukuh Atas yang dikelola PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta pada Kamis, 29 Maret 2018 pukul 08.00 WIB. Lokasi pencanangan di bekas Pasar Blora, Jakarta Pusat.
“Pencanangan ini menandai dimulainya rangkaian pengembangan kawasan yang akan menjadi penghubung antar-moda transportasi,” kata Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar.
Koran Tempo terbitan Kamis, 29 Maret 2018 memberitakan rencana pencanangan kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) Dukuh Atas.
Baca: Kemajuan Pembangunan MRT Sudah 92 Persen, Ini Hitungan Tarifnya
Pada tahap awal TOD, akan dibangun trotoar di sekitar Stasiun Dukuh Atas dan gedung transit transportasi umum. Area transit terletak di gedung bekas Pasar Blora yang berseberangan dengan Stasiun Sudirman.
Bagian atasnya akan menjadi kantor MRT dan pada sisi lain gedung itu nanti dibangun jembatan yang terhubung dengan stasiun kereta komuter.
Yang juga akan berubah, William menjelaskan, area kolong Jalan Kendal sampai Jalan Tanjung Karang. Titik tersebut direncanakan menjadi trotoar yang menghubungkan Stasiun Sudirman dengan stasiun kereta bandara.
Selain kawasan transit, MRT sedang mempersiapkan depo di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Progresnya kini 92 persen. Dua rangkaian pertama kereta bakal tiba pada 2 April 2018.
Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Tuhiyat, mengatakan biaya pembangunan kantor MRT dan gedung transit bersumber dari penyertaan modal daerah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta senilai Rp 160 miliar.
Adapun pembangunan trotoar dan ruang terbuka hijau di Dukuh Atas sudah menggunakan pinjaman Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau JICA.
Khusus Stasiun Dukuh Atas, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengatakan progresnya mencapai 92 persen. Rel pada kedua arah jalur sudah terpasang. Saat ini, petugas sedang memasang pintu otomatis pembatas peron dengan rel.
Dukuh Atas pula, kata Silvia, merupakan satu dari empat stasiun yang memiliki sistem antisipasi banjir terbaik. Tiga stasiun lainnya adalah Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Bundaran Hotel Indonesia. Stasiun Dukuh Atas berada di bawah dasar Kanal Banjir Barat dan 24 meter di bawah permukaan tanah.
Antisipasi banjir di Stasiun Dukuh Atas, kata Silvia, berupa tangga naik pada pintu masuknya sebelum penumpang turun ke lantai pembelian tiket.
Keempat stasiun itu juga dilengkapi sistem pompa jika air telanjur masuk stasiun. Antisipasi lainnya, yakni menghubungkan empat stasiun dengan sensor pemantau ketinggian muka air di Kanal Banjir Barat dan Kali Krukut.
"Kami sedang menyusun prosedur yang harus dilakukan jika permukaan air naik," kata dia.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono, mengatakan MRT Jakarta dengan para pemilik lahan di sekitar kawasan transit terpadu berkomitmen untuk menaati rencana induk kawasan yang dibuat MRT Jakarta.
Rencana induk tersebut di antaranya mengatur fungsi campuran kawasan, kepadatan tinggi bangunan, dan konektivitas antar-lokasi di kawasan tersebut. Rencana induk ini segera disahkan menjadi peraturan gubernur tentang panduan rancang kota di kawasan transit terpadu.
Simak: Strategi Jitu Anies-Sandi Rayu Pemilik Lahan Proyek MRT Fatmawati
"Semua pemangku kepentingan di kawasan ini harus mematuhinya," kata dia.
Agung mengatakan MRT Jakarta juga sudah meneken setidaknya 50 nota kesepahaman dengan pemilik gedung atau lahan. Mereka ingin agar gedung mereka terhubung dengan stasiun MRT. Mereka akan mengajukan izin ke Pemerintah DKI Jakarta atas desain akses antara gedung dan stasiun.
Setelah disetujui, Agung mengatakan MRT Jakarta dan pemilik gedung bakal menandatangani perjanjian kerja sama. Perjanjian itu berisi kewajiban, hak, serta pihak yang menanggung investasi pembangunan akses tersebut.