Awas Eksploitasi Anak,KPAI: Magang ke Luar Negeri Jadi Modus Baru

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 3 April 2018 15:23 WIB

Ilustrasi Pedofil, pelecehan, eksploitasi, pornografi dan perdagangan anak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap modus baru dalam kasus trafficking (perdagangan orang) dan eksploitasi anak. Menurut Ketua KPAI, Susanto modus baru tersebut terekam lewat program magang ke luar negeri yang diikuti siswa sekolah menegah kejuruan (SMK).

"Sekolah biasanya diberikan penawaran magang palsu ke luar negeri seperti Malaysia," kata Susanto dalam jumpa pers di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 3 April 2018.

Namun menurut Susanto di sana justru terjadi tindak eksploitasi kejam kepada siswa yang magang tersebut. Misalnya, kerja hingga 18 jam per hari, digaji dengan rendah dan tidak diperlakukan secara manusiawi.
Baca : KPAI Imbau Orang Tua Tak Ajak Anak Hadiri Kampanye Pilkada 2018

Menurut Koran Tempo edisi Senin, 26 Maret 2018, korban praktik magang palsu ada sebanyak 600 orang yang tersebar di Provinsi Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur sejak 2009. Menurut data Pemerintah Jawa Tengah saat ini jumlah korban mencapai 138 orang yang terdiri dari 86 dari NTT dan Jawa Timur. Sedangkan ada 52 korban berasal dari SMK di Kendal yang kini tengah disidangkan.

Menurut data KPAI pada awal 2018 ada 8 kasus anak korban perdagangan manusia, 13 kasus anak korban eksploitasi seks komersial, 9 kasus anak korban prostitusi dan 2 kasus anak korban eksploitasi ekonomi. Hal ini menjadi tambah memprihatinkan bila melihat data dari Bareskrim Polri bidang tindak pidana perdagangan orang (PTPPO) tahun 2011-2017 yang mencatat ada 442 kasus anak korban kejatahan perdagangan orang.

Sementara itu, Anggota KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak, Ai Maryati mengatakan komisi akan meminta Kementerian Pendidikan untuk mengawasi dengan ketat adanya program magang ke luar negeri. Kementerian, kata Ai, wajib melakukan pemantauan ke perusahaan negara tujuan magang.

"Kami juga akan minta pihak kedutaan RI di negara tujuan untuk memantau dan memberikan rekomendasi apakah perusahaan layak itu layak dijadikan tempat magang," kata Ai dalam acara yang sama.

Sementara itu, Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Suharno mengklaim di wilayahnya sejauh ini belum ditemukan adanya kasus magang palsu. Meskipun demikian, Suharno menjelaskan bahwa program magang SMK ke luar negeri memang ada di SMK wilayah DKI Jakarta.

"Program magang luar negeri ada cuma sejauh ini dilakukan oleh SMK yang punya kejuruan pariwisata saja," kata Suharno ketika dihubungi secara terpisah.

Menanggapi temuan KPAI, Suharno menyampaikan program magang luar negeri yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta, selalu mendapat pengawasan dinas terkait. Dinas Pendidikan, kata Suharno, juga melakukan seleksi ketat terhadap perusahaan yang bakal digunakan siswa SMK untuk melakukan program magang.

Berita terkait

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

17 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

38 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

18 Maret 2024

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

17 Maret 2024

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

12 Maret 2024

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

12 Maret 2024

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

10 Maret 2024

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

9 Maret 2024

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

1 Maret 2024

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya