Petugas melintas di depan rangkaian kereta MRT yang baru tiba di Depo Lebak bulus, Jakarta Selatan, 12 April 2018. Di dalam depo telah diparkir dua set kereta MRT yang baru tiba dari Jepang pekan lalu. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Train (MRT) Jakarta memastikan kesiapan operasional dan pemeliharaan MRT Jakarta saat ini berada pada persentase 50,55 persen.
Proyeksinya, persiapan akan mencapai 100 persen pada Maret 2019. Hal tersebut dipaparkan saat konferensi pers di kantor MRT, Wisma Nusantara, pada Rabu 18 April 2018.
Kepala Divisi Operasional MRT Jakarta, Mega Indahwati Natangsa, juga mengatakan sumber daya manusia (SDM) sudah mencapai 48 persen dari jumlah total 320 tenaga kerja lapangan yang dibutuhkan untuk fase pertama. Jumlah itu termasuk SDM perempuan yang akan menjadi masinis dan teknisi nantinya.
"Dari segi peraturan memang tidak ada diskriminasi. Jadi dibuka untuk pria dan wanita," kata Mega.
Sejauh ini, dari 68 trainee operasional dan pemeliharaan MRT, 18 di antaranya merupakan perempuan. Sementara para calon masinis MRT telah menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) di Kuala Lumpur, Malaysia. Ada enam orang perempuan yang diterima sebagai calon masinis dari hasil perekrutan pertama.
Menurut Indri, salah satu calon masinis perempuan, tidak ada perbedaan dalam hal menggembleng trainee laki-laki dan perempuan di sana. Semuanya mendapat perlakuan yang sama saat pelatihan.
"Jadi ketika ada praktek untuk mengangkat tangga darurat, yang kalau di Malaysia itu beratnya 40 kilogram, perempuan itu disuruh angkat, jalan satu kereta," tutur Indri soal pelatihan masinis MRT tersebut. "Kalau dia kuat, berarti yang laki-laki juga kuat."