Greenpeace Mengundang Masyarakat DKI Naik Rainbow Warrior

Editor

Suseno

Senin, 23 April 2018 21:29 WIB

Kapal Greenpeace Rainbow Warrior bersandar di dermaga Terminal Penumpang Nusantara Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 23 April 2018. Kehadiran Rainbow Warrior di Jakarta kali ini untuk mendorong pemerintah agar segera mengatasi permasalahan lingkungan perkotaan seacara tuntas. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Rainbow Warrior miliki organisasi pencinta lingkungan, Greenpeace, tiba di Tanjung Priok, Senin pagi, 23 April 2018. Kapal tersebut akan bersandar selama sepekan di pelabuhan itu untuk mengkampanyekan penyelamatan lingkungan. "Fokus kami di Jakarta untuk isu kualitas udara, sampah plastik, dan bagaimana mulai mengubah perilaku masyarakat agar lebih baik," kata Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak.

Staf kampanye iklim dan energi Greenpeace, Didit Haryo Wicaksono, mengatakan selama bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Rainbow Warrior terbuka untuk umum. Masyarakat Jakarta diundang untuk melihat langsung isi kapal sepanjang 63 meter itu. "Kami mengundang sekolah-sekolah juga masyarakat untuk melihat kapal ini," ujarnya.

Aktivis Greenpeace nanti akan menggelar berbagai macam kegiatan terkait dengan penyelamatan lingkungan. "Seperti bagaimana energi surya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kami akan coba tunjukkan langsung, ada simulasinya," ucap Didit.

Sebelum tiba di Jakarta, Rainbow Warrior lebih dulu berkampanye di Papua dan Bali. "Di Papua kami sebulan karena ada penyelamatan hutan juga dan di Bali selama empat hari," tutur Didit. Jakarta dipilih karena menjadi pusat pemerintahan Indonesia. Juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika, berharap Jakarta bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk melawan perubahan iklim. "Harus mulai beralih ke energi terbarukan," tuturnya.

Selama perjalanan dari Bali ke Jakarta, kapten kapal Rainbow Warrior, Pete Wilcox, mengatakan sangat terkejut melihat sampah-sampah plastik berada di tengah laut. "Nanti kita bisa melihat lebih banyak sampah plastik daripada ikan," katanya. Dengan alasan ini, Greenpeace berharap kebiasaan buruk masyarakat dapat diubah sehingga lebih peduli terhadap lingkungan.

Berita terkait

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

13 jam lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

3 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

5 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

5 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

8 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

9 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

9 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

9 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya