Saham Perusahaan Bir, Begini DKI Beroleh Dividen Rp 54,6 Miliar
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Selasa, 1 Mei 2018 06:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Michael Rolandi menyampaikan bahwa DKI mendapatkan pembagian dividen dari perusahaan bir PT Delta Djakarta sebesar Rp 54,6 miliar.
Pembagian didapatkan dari 23,34 persen saham milik Pemprov DKI dan 2,91 persen saham IPM Jaya yang juga dimiliki DKI. “Total dividen yang dibagikan pada RUPS perusahaan bir edisi mutakhir itu Rp 208 miliar,” ujar Michael kepada Tempo di Balai Kota DKI Senin 30 April 2018.
Menurut Michael dividen yang dibagikan sebesar Rp 208 miliar itu merupakan 75 persen dari keuntungan PT Delta Djakarta tahun 2017. Besaran dividen yang didapat biasanya diputusakan pada rapat umum pemegang saham (RUPS). Selain itu tergantung juga laba yang didapat perusahaan” ujar dia.
Baca : Ketua DPRD DKI Akan Panggil Anies-Sandi Soal Saham Perusahaan Bir
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetyo Edi mengatakan akan melakukan kajian ulang terkait dengan pelepasan saham DKI di perusahaan bir itu. Prasetyo Edi juga akan segera memanggil Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, untuk membicarakan hal tersebut.
“Nah, kami akan panggil dulu, karena itu juga pemasukan yang paling besar, akan menanyakan kepada eksekutif juga, khususnya bidang keuangan," ucap Prasetyo dalam acara Try Out SBMPTN Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Seasons City, Jakarta Barat, Minggu, 29 April 2018.
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menuturkan proses pelepasan saham masih tahap kajian. Pengumuman pelepasan saham akan segera dilakukan begitu kajian rampung. “Harapan saya dalam satu dua minggu ini selesai,” kata Sandiaga Uno pada Sabtu, 28 April 2018.
Simak juga : Terpilihnya Rekan Bisnis Sandiaga dan Saham DKI di Perusahaan Bir
Perhitungan bisnis, ujar Sandiaga Uno, membahas jumlah dividen yang dibayarkan, yakni sekitar Rp 40 miliar. Sedangkan nilai aset yang dimiliki DKI sebesar Rp 1,2 triliun. “Secara finansial, berapa tahun yang dipakai untuk recovery aset itu? Mungkin 50 tahun. Kalau ada time value of money, mungkin 70-80 tahun, terlalu jauh,” tutur dia.
Menurut Sandiaga Uno, uang hasil divestasi bisa digunakan untuk kebijakan yang dampaknya besar, seperti di bidang kesehatan masyarakat. “Kami akan umumkan hasilnya, apa saja tahapan yang akan ambil untuk mewujudkan,” ucapnya.
Pembicaraan dengan DPRD soal kelanjutan nasib saham DKI di perusahaan bir tersebut, ujar Sandiaga Uno, belum dilakukan secara resmi. Pemprov DKI sebenarnya sudah beberapa kali mendiskusikan secara informal.